Sejarah Lagu Genjer-genjer yang Viral di TikTok, Diputar Saat Pembantaian G30S, Makan Pakan Ternak

Lagu Genjer-genjer menjadi perbincangan setelah menjadi tren di media sosial TikTok. Sebuah tren dimana lagu ini diputar dan diperdengarkan kepada ne

ISTIMEWA via Tribunnews.com
Poster Film Penumpasan Pengkhianatan G30 S PKI (G30S). 

TRIBUNPALU.COM - Lagu Genjer-genjer menjadi perbincangan setelah menjadi tren di media sosial TikTok.

Sebuah tren dimana lagu ini diputar dan diperdengarkan kepada nenek ada kakek yang punya masa lalu kelam tentang lagu ini.

Hal itu diketahui dari unggahan akun Twitter @deangrh_, Sabtu (6/2/2021).

Pengunggah menyebut, pengguna TikTok memutar lagu tersebut di depan kakek atau nenek mereka.

"Trend baru di tiktok muter lagu genjer2 ke nenek/kakeknya."

"Trauma lo dibecandain aja ngamuk2, tapi trauma nenek kakek lo, lo bercandain," tulisnya.

Lagu Genjer-genjer menjadi perbincangan setelah menjadi tren di media sosial TikTok.

Lantas, bagaimana sejarah dan makna lagu Genjer-genjer?

Diputar saat pembantaian massal

Pada 30 Sepember, rakyat Indonesia akan mengenang serta memperingati tragedi kemanusiaan Gerakan 30 September (G30S) yang telah terjadi pada tahun 1965.

Sejarah kelam pembantaian massal itu masih kuat terekam sampai saat ini oleh beberapa saksi hidup di masa itu.

Pemberantasan terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI) dan pengikutinya terjadi di mana-mana di seluruh pelosok negeri.

Salah atribut atau budaya yang dilahirkan dari PKI adalah lagu berjudul Genjer-Genjer.

Lagu ini dianggap dianggap sebagai sebuah lagu yang menceritakan pembantaian tujuh pahlawan revolusi kala itu.

Dalam film yang mengisahkan mengenai pembantaian tujuh jenderal berjudul "Pengkhianatan G30S/PKI" (1984), usai membantai perwira Angkatan Darat di Lubang Buaya, lagu ini diputar.

Ormas Pemuda Rakyat digambarkan menyanyikan lagu ini dan diiringi dengan tarian Genjer-genjer yang juga di cap sebagai budaya PKI.

Selama ini sebagian besar masyarakat hanya mengenal lagu Genjer-Genjer sebagai lagu yang dilarang karena dianggap berbau PKI.

Makan pakan ternak

Sejarawan, FX Domini BB Hera menyampaikan, lagu Genjer-genjer diciptakan oleh Seniman terkenal dari Banyuwangi, Muhammad Arief.

"Lagu ini pertama kali diciptakan tahun 1942 sebagai ekspresi kemiskinan dan ancaman kelaparan dahsyat semasa pendudukan Jepang yang menimpa rakyat Banyuwangi," ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (8/2/2021).

Judul lagu Genjer-genjer diambil dari nama tanaman yang biasanya untuk pakan ternak.

Namun, ternyata tanaman genjer saat itu juga dikonsumsi oleh masyarakat Banyuwangi.

"Genjer merupakan tanaman rawa yang dalam kondisi normal menjadi pakan ternak bebek atau itik," katanya.

"Dalam kondisi luar biasa pendudukan Jepang, rakyat Banyuwangi terpaksa mengonsumsi genjer."

"Genjer yang semula pakan hewan ternak menjadi makanan manusia," jelas Domini.

Menurutnya, lagu Genjer-genjer dilantunkan dengan lirik bahasa Osing atau bahasa Banyuwangian.

Sang pencipta lagu ini sering disebut bergabung dengan lembaga yang terkait dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Namun, Domini menjelaskan, lembaga tersebut sebenarnya tidak terkait dengan PKI.

"Muhammad Arief pasca Indonesia merdeka tergabung dalam organisasi Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat) yang seringkali dicap terkait dengan PKI," ungkapnya.

"Secara organisasi, Lekra tidak berada di bawah PKI."

"Keduanya memiliki relasi dan afiliasi yang sama."

"Namun lembaga mana siapa membawahi lembaga mana dalam pola hubungannya," terang dia.

Lagu Genjer-genjer kemudian semakin dikenal setelah dinyanyikan oleh penyanyi nasional.

"Lagu daerah yang populer sejak tahun 1942 itu kemudian makin terkenal setelah dinyanyikan secara profesional oleh penyanyi nasional Lilis Suryani dan Bing Slamet tahun 1962," ungkapnya.

"Pasca peristiwa Gestok 1965, lagu itu menjadi medium propaganda yang hoaks terkait pembunuhan para Jenderal Pahlawan Revolusi di media milik gerakan anti-kiri untuk menghabisi semua organisasi dan orang yang terhubung dengan PKI, termasuk Lekra," jelas Domini.

Sehingga, pencipta lagu Genjer-genjer yakni Muhammad Arief terkena imbasnya.

Muhammad Arief ditahan, dan sempat dibui di Penjara Lowokwaru, dan kemudian hilang dalam proses penahanan.

Lagu itu kemudian muncul dalam film Pengkhianatan G30S/PKI yang wajib ditonton semasa Orde Baru.

"Di sana lagu itu digambarkan sebagai adegan keji para aktivis Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia) menari-nari dalam penyiksaan dan pembunuhan para Jenderal Pahlawan Revolusi."

"Hal mana yang terbantahkan secara otentik, di mana dari hasil visum et repertum para jenderal berlainan dengan apa yang dimunculkan dalam film tersebut," terangnya.

Setelah itu, keluarga dari sang pencipta lagu Genjer-genjer dikucilkan dan diteror.

"Keluarga Muhammad Arief mendapat stigma, pengucilan, dan teror dari semua konstelasi tersebut," imbuh Domini.

Dokumen milik Muhammad Arief, pengarang lagu Gendjer-gendjer.

Berikut lirik asli lagu Genjer-Genjer, dikutip dari buku Kembang-Kembang Genjer (2006) karya Fransisca Ria Susanti via Kompas.com:

Genjer-genjer nang kledhokan pating keleler

Genjer-genjer nang kledhokan pating keleler

Emake thole teka-teka mbubuti genjer

Emake thole teka-teka mbubuti genjer

Oleh sak tenong mungkur sedot sing tole-tole

Genjer-genjer saiki wis digowo mulih

Genjer-genjer esuk-esuk didol ning pasar

Genjer-genjer esuk-esuk didol ning pasar

Dijejer-jejer diuntingi padha didhasar

Dijejer-jejer diuntingi padha didhasar

Emake jebing pada tuku gawa walasan

Genjer-genjer saiki wis arep diolah

Genjer-genjer lebu kendhil walang gemulak

Genjer-genjer lebu kendhil walang gemulak

Setengah mateng dientas wong dienggo iwak

Setengah mateng dientas wong dienggo iwak

Sega rong piring sambel jeruk dipeloco

Genjer-genjer saiki wis arep dipangan

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sejarah Lagu Genjer-genjer yang Viral di TikTok, Ekspresi Kemiskinan pada Masa Pendudukan Jepang

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved