KKB Papua
Jimmi Berhasil Lolos dengan Pura-pura Mati Saat Rekan Kerjanya Dibantai KKB Papua Sambil Menari
KKB dalam suasana kegirangan menari-nari sambil meneriakkan suara hutan khas pedalaman Papua," kata Aidi. "Kemudian secara sadis menembaki para
TRIBUNPALU.COM - Berita terkait KKB Papua yang kini resmi jadi teroris jadi sorotan publik.
Seperti yang diketahui kabar itu sudah di umumkan pemerintah.
Terkait hal tersebut berikut kisah seorang pekerja yang selamat dari aksi KKB dengan berpura-pura mati.
Sudah sejak lama Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) mulai melakukan aksi pemberontakan. Bahkan dari hari ke hari, kebrutalan para anggota KKB semakin menjadi-jadi.

Baca juga: Seperti Kambing Dikupas Hidup-hidup KKB Papua Merengek Hentikan Operasi Militer, HAM Jadi Alasan
Baca juga: 2 Pekan Lagi WhatsApp Akan Dihapus, Ini Cara untuk Selamatkan WA di Ponsel Anda
Namun di antara ribuan korban yang berjatuhan, ada beberapa yang berhasil selamat dari pembunuhan KKB. Salah satunya adalah Jimmi Aritonang.
Dilansir dari kompas.com pada Senin (19/4/2021), Jimmi Aritonang merupakan salah satu pekerja di PT Istaka Karya di Nduga, Papua.
Jimmi dan pekerja lainnya adalah pekerja pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga.
Lalu dia pun menceritakan kisahnya kepada Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhamad Aidi saat dia berhasil diselamatkan.
Semua berawal ketika seluruh PT Istaka Karya memutuskan untuk tidak bekerja pada 1 Desember 2018.
Para pekerja libur karena ada upacara peringatan yang diklaim sebagai HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPNOPM).
Upacara tersebut memang dilaksanakan oleh kelompok KKB dan dimeriahkan bersama masyarakat.
Tapi mendadak situasi berubah sekitar pukul 15.00 WIT, kelompok KKB mendatangai Kamp PT Istaka Karya dan memaksa seluruh karyawan berjumlah 25 orang keluar.
Secara paksa, seluruh pekerja digiring dalam kondisi tangan terikat dan dikawal sekitar orang KKB bersenjata militer.
Pada tanggal 2 Desember 2018, dengan berjalan kaki, mereka menuju bukit pucak Kabo.
Lalu dipaksa berbaris dengan formasi 5 saf dalam keadaan jalan jongkok.