Pasar Simpong Terbakar
Lapak di Pasar Simpong Banggai Ludes Terbakar, 300 Pedagang Merugi
Mereka terpaksa harus menyelamatkan barang-barang berharga dari amukan si jago merah yang mengganas di pagi hari itu.
Penulis: Asnawi Zikri | Editor: mahyuddin
Namun, petugas belum bertindak karena aliran listrik belum terputus.
Sejam menunggu, barulah PLN memutus aliran listrik di area Pasar Simpong.
“Kami tidak mau ambil risiko. Berbahaya bagi petugas karena bisa tersengat listrik. Ada dua petugas yang pernah kesetrum sebelumnya karena nekat memadamkan api di saat aliran listrik masih mengalir,” ungkap Kepala Seksi Bidang Damkar Banggai, Rudi Sangaji, kepada TribunPalu.com.
Koordinasi antara PLN dan Damkar yang kurang baik ini membuat api dengan leluasa melahap lapak pedagang hingga rata dengan tanah.
Apalagi ratusan lapak itu hanya terbuat dari kayu seadanya.
Ditambah lagi hembusan angin yang cukup kencang di pagi hari mendorong amukan api ke segala penjuru.
Api sebenarnya sudah mulai jinak setelah melahap ratusan lapak, tetapi pelan-pelan merambat ke sejumlah ruko yang berjejer di depan jalan.
Di ruko-ruko itu, terutama Toko Pago, petugas sedikit kewalahan memadamkan api.
Selain kondisi bangunan dua lantai sulit dijangkau, pemilik Toko Pago juga tidak mengizinkan barang-barangnya dievakuasi untuk mengantisipasi api kembali membesar.
Tapi sang pemilik toko melarang, bahkan dia sempat menutup tokonya tersebut seakan pasrah dengan musibah itu.
“Mungkin sudah ada asuransinya itu toko, jadi dibiarkan terbakar begitu saja,” kata sejumlah warga yang ingin menolong.
Benar saja, api yang telah menghabiskan lantai dua, tiba-tiba merambat ke lantai satu lalu menghanguskan isi Toko Pago.
Api pun membesar, dan menimbulkan kepanikan baru bagi pemilik toko lain yang tepat berada di seberang jalan.
Namun dengan semangat pantang menyerah dari para petugas dan warga, api akhirnya berhasil jinak sekitar pukul 10.30 Wita, atau sekitar 6 jam sejak kebakaran terjadi.
Hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab kebakaran, namun dugaan sementara akibat kompor pedagang yang hendak memasak untuk lebaran.