Ariel Tatum Kampanyekan Kesehatan Mental Berdasarkan Pengalaman Pribadinya : Ini Penting Banget

Kampanyekan kesehatan mental, Ariel Tatum ceritakan perjalanannya hadapi penyakit kesehatan mentalnya.

Editor: Imam Saputro
Instagram/arieltatum
Ariel Tatum. 

Saat sempat vacum selama beberapa tahun dari dunia hiburan, akhirnya Ariel Tatum memutuskan untuk kembali.

Dan hal yang dipilih adalah untuk mengkampanyekan hal ini.

"DIsitu aku mikir 'yaudah gue gapapa balik lagi ke dunia entertain, dengan jumlah followers yang aku punya, masyarakat Indonesia kenal aku, kayak i might welcome back and do something what about it, daripada gue nanggung nih," jelasnya.

Suksesnya kampanye #LetsEndTheShame tersebut hingga akhirnya banyak para pengikutnya yang sadar akan kesadaran mental.

Tak hanya berpengaruh kepada pengikutnya saja, namun hal ini ternyata juga berdampak untuk Ariel.

"Overwhelming in a way yang aku gatau itu positif atau negatif atau dua-duanya, karena di satu sisi aku ngrasa terharu banget banyak orang yang 'kak aku gak tau mau cerita sama siapa lagi, begitu lihat kakak gini aku jadi pengen cerita semuanya' it's an honor for me' bacain DM cerita satu persatu-satu," ujarnya.

"Tapi disatu sisi aku juga sedih banget sih denger cerita mereka, mereka masih mendapatkan stigma tersebut disekitar mereka terutama orang tua," ujarnya.

Proses melakukan kampanye tersebut dialami Ariel dengan proses yang panjang.

"6 bulan, jadi aku open up pertama Oktober 2019, dari 2 taun sebelum itu aku udah lumayan vacum banget dari dunia entertainment," jelasnya.

Selama 2 tahun tersebut ia mengaku tidak mengambil pekerjaan apapun, hanya satu sebagai brand ambasador e-commerce.

"2 tahun itu aku di rumah aja, jalan-jalan, masak, aku ngelakuin hobi-hobi aku, ngelukis 2017-2019," ujarnya.

Tak hanya itu, dirinya juga harus meminum obat selama setiap hari.

"Aku hang out bareng temen-temen terdekat aku, aku terapi, minum obat, pada saat itu aku kebetulan lagi aktif minum obat," jelasnya.

Bahkan ia mengalami pengalaman merasakan meminum obat yang berganti-ganti setiap harinya.

"Aku pribadi ngalamin dimana dikasih obat 'coba dulu ya racikan ini 3 hari' ternyata gak cocok, dateng lagi diganti lagi sampai obat yang cocok," terangnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved