Haul Guru Tua 2021

Jelang Haul Ke-53, Berikut Sejarah Guru Tua Sang Pendiri Komunitas Islam Terbesar di Indonesia Timur

Menyongsong Haul Ke-53, Berikut Sejarah Guru Tua Sang Pendiri Komunitas Islam Terbesar di Indonesia Timur.

Editor: Haqir Muhakir
Handover
Habib Idrus bin Salim Aljufri / Guru Tua 

Pada 1968, Habib Idrus mengalami sakit parah dan selama delapan bulan beliau meminum jus kurma.

Dalam suasana Idulfitri penyakitnya semakin parah hingga akhirnya ulama kharismatik itu wafat pada 12 Syawwal 1389 Hijriah atau 22 Desember 1969.

Habib Idrus tidak meninggalkan karangan kitab, namun karya besarnya adalah AI-Khairaat dan murid-muridnya telah memberikan pengajaran serta pencerahan agama kepada umat.

Baca juga: Hamil Kedua, Nagita Slavina Menangis Saat Ceritakan Doa Rafathar

Baca juga: Rempeyek Kacang Lebaran Anda Mudah Melempem? Coba Tips Berikut Ini, Peyek Auto Tetap Renyah

Para murid-muridnya di AIkhairaat telah menyebar di seluruh kawasan Indonesia untuk meneruskan perjuangan Sang Guru.

Data dari PB Alkhairaat, hingga 2004, Alkhairaat telah memiliki 1.561 madrasah/sekolah dan 34 pondok pesantren yang tersebar di Kawasan Timur Indonesia.

Perkembangan ini sekaligus menjadikan Alkhairaat sebagai organisasi komunitas Islam terbesar di Indonesia Timur.

Dalam menyebarkan agama Islam, Guru Tua kerap berpindah dari satu pulau ke pulau lainnya dengan menggunakan perahu sampan, gerobak sapi, atau kendaraan lainnya bahkan dengan berjalan kaki.

Atas jasa besarnya di bidang pendidikan agama Islam, Pemerintah Indonesia memberikan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana kepada Habib Idrus berdasarkan Keppres 53/TK/2010.

Mahaputra Adipradana merupakan tanda kehormatan tertinggi setelah Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia, bintang ini adalah Bintang Mahaputera Tingkat II. (*) 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved