Sigi Hari Ini

Habib Ali Hasan Aljufri: Moderasi Beragama Penting untuk Menghindari Gerakan Kiri dan Kanan

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sigi Habib Ali Hasan Aljufri memiliki pandangan lain terkait moderasi beragama.

Editor: Haqir Muhakir
TRIBUNPALU.COM/MOH SALAM
Ketua Umum MUI Kabupaten Sigi Habib Ali Hasan Aljufri 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Moh Salam

TRIBUNPALU.COM, SIGI - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sigi Habib Ali Hasan Aljufri memiliki pandangan lain terkait moderasi beragama.

Menurutnya, moderasi beragama atau Islam Wasatiyyah khususnya di Kabupaten Sigi masih cukup relevan untuk dibahas.

Sehingga dengan itu bisa dipahami oleh Ummat tentang makna dari moderasi beragama itu sendiri.

"Hal ini dipandang penting karena untuk menghindari gerakan-gerakan antara lain gerakan kiri maupun gerakan kanan," ungkap Habib Ali Hasan Aljufri, Senin (31/5/2021) siang.

Baca juga: Rektor Untad dan Danrem Tadulako Bahas Isu Radikalisme dan Terorisme di Sulteng

Baca juga: Nekat Bongkar Paksa Peti dan Mandikan Jenazah Covid-19, Dua Warga Brebes Dinyatakan Tertular

Baca juga: Wejangan untuk Rizky Billar dan Lesti Kejora, Inul Daratista: Kalau di Kamar Harus Wangi

Ketua MUI Sigi periode 2016-2021 itu menyebutkan, Gerakan kiri ialah gerakan liberalisme, pluralisme dan sekularisme dalam beragama.

Sedangkan dimaksud dalam gerakan kanan adalah radikalisme dalam beragama dan terorisme berkedok agama.

"Jadi pergerakan keduanya disadari ataupun tidak, diakui atau tidak merupakan gambaran pertarungan ideologi global yang terjadi di Indonesia," katanya.

Habib Ali Hasan itu menjelaskan, dampak pertarungan tersebutlah telah memporak-porandakan bangunan keislaman yang selama ini telah dibangun oleh para ulama terdahulu.

Dirinya menyinggung, bahwa radikalisme kiri biasa sasarannya para akademisi Universitas.

Sementara radikalisme kanan sendiri masuk melalui faham keagamaan yang sempit dan menerjang orang-orang awam baru sadar.

Baca juga: VIDEO: KONI Palu Target Medali Emas di Ajang PON 2021

Baca juga: Dari Wawali Palu, Kini Pasha Ungu Siap Jika Diminta Maju di Pilkada DKI

"Kalau radikalisme kanan itu biasa masuk sebab belajar agama tanpa guru dan hanya melalui internet makanya akan timbul itu radikalisme kanan," tandasnya.

Terakhir Ia berharap pengurus MUI Sigi disemua tingkatan mulai dari Kecamatan dan Kabupaten perlu memahami dan menghayati paradigma moderasi beragama tersebut.

"Pengurus MUI Sigi nantinya dapat menyampaikan kepada masyarakat tentang pentingnya Al Islam Wasatiyyah sehingga MUI ini diharapkan bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat awam yang mereka belum mengenal tentang toleransi dan moderasi yang diajarkan oleh agama ini,"pungkas Ketua Umum MUI Sigi. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved