Kuliner Palu

Strategi Pengusaha Kuliner Mas Azis Palu Bangkit dari Gempa dan Pandemi Covid-19

Kerja keras, kerja tuntas, serta kerja ikhlas merupakan mantra penyemangat Choirul Jazil, pemilik Warung Makan Mas Aziz di Jl Ahmad Dahlan Palu.

Editor: Haqir Muhakir
Handover
Kerja keras, kerja tuntas, serta kerja ikhlas merupakan mantra penyemangat Choirul Jazil, pemilik Warung Makan Mas Aziz di Jl Ahmad Dahlan Kelurahan Besusu Tengah, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu. 

TRIBUNPALU.COM, PALU - Kerja keras, kerja tuntas, serta kerja ikhlas merupakan mantra penyemangat Choirul Jazil, pemilik Warung Makan Mas Aziz di Jl Ahmad Dahlan Kelurahan Besusu Tengah, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu.

Keberhasilannya mengelola warung makan tidak semata-mata datang dengan mudah.

Bisnisnya terjun bebas pasca bencana gempa di Koata Palu tahun 2018.

Warung Makan Mas Azis di Jl Ahmad Dahlan Kota Palu
Warung Makan Mas Azis di Jl Ahmad Dahlan Kota Palu (Handover)

Baru saja bangkit dari bencana itu, bisnisnya kembali mendapat hantaman Pandemi Covid-19 di awal tahun 2020.

Bagaimana Choirul bisa survive hingga sekarang?

Kisahnya bermula pada tahun 2010, Choirul bersama istri bertekad menjalankan usaha warung makan.

Choirul menilai prospek kuliner di Palu masih cukup bagus.

Baca juga: Kapolda Sulteng soal Penumpasan Teroris: Stop Berikan Bantuan pada DPO MIT Poso

Baca juga: Info Lowongan Kerja di Lazada Departemen Marketing & Communications, Cek Posisinya

“Saya bukan tamatan sekolah tinggi. Saat itu, saya berpikir kerja sebagai pegawai sudah tidak mungkin. Lalu terpikir, kenapa bukan saya saja yang buka lapangan kerja untuk orang lain? Meski skalanya kecil, tapi niat saya adalah berbisnis sambil membantu orang lain,” ujar Choirul , saat ditemui TribunPalu.com, Kamis (3/6/2021) sore.

Dengan ketekunannya, bisnis warung makannya berkembang positif.

Menginjak dua tahun, Choirul sempat punya 20 karyawan.

Tak disangka, musibah gempa dan tsunami di Palu pada tahun 2018 berdampak pada usaha kulinernya itu.

“Waktu itu terasa sekali pendapatan langsung menurun. Kami sempat buka beberapa cabang, jadi total kami memiliki empat warung makan, tapi kemudian tutup dan tersisa tinggal dua warung,” ungkap Choirul.

Ketika kondisi pascagempa mulai membaik dan normal, ternyata tahun 2020 ujian itu kembali datang karena pandemi Covid-19.

“Paling parah tahun lalu. Lambat laun kami coba bangkit lagi, setidaknya bisa menutup biaya operasional dulu, misalnya bayar gaji pegawai di sini. Sekarang, pegawai kami tersisa sepuluh orang,” tuturnya.

Baca juga: Update Kasus Covid-19 Kamis 3 Juni 2021: Tambah 5.353 Konfirmasi Positif, Total 1.837.126 Kasus

Baca juga: Gempa M 6,1 Guncang Ternate, Maluku Utara, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami, Waspada Gempa Susulan

Kondisi tersebut dijadikan Choirul sebagai pengalaman berharga sebagai pengusaha.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved