Trending Topic

dr Agus Harianto SpA (K) Meninggal Dunia, Pernah Tangani 100 Kasus Bayi Kembar Siam

dr Agus Harianto SpA (K), Ketua Tim Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu RSUD Dr Soetomo Surabaya yang meninggal dunia, Sabtu (5/6/2021).

surya.co.id/ahmad zaimul haq
Almarhum Dokter Agus Harianto SpA (K) saat memantau kondisi bayi kembar siam Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo, Kamis (12/4/2018). 

TRIBUNPALU.COM - dr Agus Harianto SpA (K), Ketua Tim Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu RSUD Dr Soetomo Surabaya yang Meninggal Dunia, Sabtu (5/6/2021).

Berikut ini profil dan biodatanya.

Nama Dr Agus Harianto Meninggal Dunia di RSUD dr Soetomo, tempat dia mengabdi selama puluhan tahun pada Sabtu (5/6/2021) pukul 03.00 WIB. 

Kabar ini dibenarkan oleh dr Achmad Y Heryana SpA yang menjadi moderator dalam zoom penghormatan terakhir yang diadakan rekan-rekan dokter Agus.

"Rencana jenazah akan disucikan di Masjid An Nur untuk kemudian diberangkatkan dari RSUD Dr Soetomo, menuju TPU Keputih. Sebelum menuju TPU Keputih juga akan melewati aula FK UNAIR untuk penghormatan terakhir," urainya, Sabtu (5/6/2021).

Menurut Achmad, dokter Agus merupakan guru yang menjadi panutan karena selalu memberikan waktu luang pada para anak didiknya.

"Sumbangsih beliau terbesar adalah membentuk tim Kembar Siam dan beberapa kali berhasil menjalankan proses pemisahan bayi Kembar Siam,"lanjutnya.

Baca juga: Ibu Lapor Polisi Saat Temukan Gambar Pola di Tubuh Anaknya, Ternyata Simbol Perdagangan Anak

Baca juga: Bocah 7 Tahun Diikat Ayahnya Lalu Diolesi Madu Agar Tersengat Lebah Karena Ketahuan Mencuri

Ketua Tim Penanganan Kembar Siam RSUD Dr Soetomo dr Agus Harianto SpA (K) semasa hidupnya (surya.co.id/ahmad zaimul haq)

Berikut ini profil dan biodata dr Agus Harianto

1. Alumnus UNAIR

Dikutip dari laman UNAIR.ac.id, Dr Agus Harianto merupakan lulusan Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR tahun 1978.

Setelah tujuh tahun menempuh kuliah, ia harus menjalani inpres.

Proses itu merupakan bentuk pengabdian bagi dokter yang baru lulus.

Ia pun memilih pergi ke Sumba, Nusa Tenggara Timur. Daerah tersebut merupakan daerah yang rawan malaria dan terpencil. Di sini ia mengabdi selama dua tahun.

Setelah itu dia melanjutkan Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak di kampus yang sama, dan lulus tahun 1986. 

Halaman
1234
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved