Palu Hari Ini
Dampak Pandemi Covid-19, Pedagang Bakso Merugi dan Beralih ke Jualan Siomay Kuah Keliling
Pria yang berkerja sebagai pedagang bakso di Kota Palu itu harus menelan pil pahit sulitnya ekonomi yang terdampak Pandemi Covid sejak awal 2020.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Ketut Suta
TRIBUNPALU.COM, PALU - Seorang perantau dari Kota Malang, Jawa Timur, harus berjuang lebih keras di Kota Palu.
Pria yang berkerja sebagai pedagang bakso di Kota Palu itu harus menelan pil pahit sulitnya ekonomi yang terdampak Pandemi Covid sejak awal tahun 2020.
Suradianto (36) menginjakan kakinya di bumi Tadulako pada Maret 2020, untuk membuka usaha.
Awalnya ia membuka warung makan dengan menjual masakan lalapan dan bakso.
Namun, baru seminggu usahanya berjalan ia harus mengalami kenyataan pahit.
Saat itu Suradianto dihadapkan dengan pandemi Covid-19 melanda Indonesia termasuk Kota Palu, Sulawesi Tengah.
"Sejak dinyatakan pandemi di Indonesia, dan terjadi pengetatan aktifitas warga seketika situasi langsung menjadi sepi," ujar Suradianto kepada wartawan tribunpalu.com, Kamis (10/6/2021) siang.
Baca juga: Tahapan Lengkap Seleksi CPNS 2021, PPPK Guru, & PPPK Non-Guru, Link Pendaftaran di sscasn.bkn.go.id
Baca juga: Janda Muda Dirudapaksa Dua Pemuda Bejat, Berawal dari Motor Mogok di Jalan Sepi
Setelah tujuh bulan berjualan, ia terpaksa harus menutup usahanya tersebut.
"Mau bagaimana, itu tempatnya juga dikontrak, dan tidak ada pembeli saat itu," terangnya.
kemudian untuk menafkahi keluarganya, ia harus mencari pekerjaan lain.
"Pas sudah tutup usaha, saya kerja jadi kuli bangunan harian," kata Suradianto.
Saat ini ia kembali membuka usaha lain, dengan berjualan siomay kuah Arema.
Dengan mengendarai sepeda motor jadul Supra Astrea 110 Cc warna hitam.
Baca juga: Respon Pembatasan Kerja Pers di Banggai, PWI: Jangan Batasi Akses di Ruang Publik
Baca juga: Harga Barang Kebutuhan Pokok di Pasar Tradisional Palu Per 10 Juni 2021
Ia berjualan di jalur dua Jl Soekarno-Hatta, tepatnya depan kampus Universitas Tadulako (Untad).
Suradianto menjual somai pentol isi telur puyuh, somai tahu, dan minuman dingin.
Dengan harga mulai Rp 1000 rupiah sampai dengan Rp 5 ribu.
"Ya Alhamdullilah ada pemasukan, meski baru dua minggu jualan," tutupnya.
Adapun ia tinggal bersama istri dan satu orang anaknya di rumah kontrakan di Jl Perdos, belakang Untad. (*)