Kirim Peringatan Keras ke Hamas dalam Pidato Pertama, PM Israel: Kami Tak akan Mentolerir Kekerasan
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengirim peringatan keras untuk Hamas dalam pidato pertamanya di hadapan publik, Minggu (20/6/2012).
Netanyahu juga setuju untuk tidak mengadakan pertemuan resmi di kediaman itu setelah menjamu mantan Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, dan Pendeta John Hagee, pemimpin Kristen Bersatu untuk Israel, sehari setelah Bennett dilantik.
Sama Buruknya dengan Netanhayu
Bagi pihak Palestina, pemerintahan Naftali Bennett akan sama buruknya seperti di era PM Israel terdahulu, Benjamin Netanyahu.
Baca juga: Menjelang Idul Adha 2021, Berikut Daftar Harga Qurban Berdasarkan Bobot: Sapi, Kambing dan Domba
Baca juga: Tips Jualan Online: 4 Cara Menentukan Konten Terbaik untuk Berjualan di Instagram
Baca juga: Pemkot Palu Gelontorkan Dana Rp 4 Miliar untuk Berantas Peredaran Narkoba
Hal tersebut disampaikan Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh.
Dilansir The Guardian dan CNA, sebelumnya PM Palestina Mohammad Shtayyeh mengatakan bahwa penggulingan Benjamin Netanyahu menutup salah satu "periode terburuk" konflik Israel-Palestina.
"Kepergian perdana menteri Israel setelah 12 tahun berkuasa menandai berakhirnya salah satu periode terburuk dalam sejarah konflik Israel-Palestina," kata Shtayyeh menjelang pertemuan kabinet mingguan Otoritas Palestina pada Senin (14/6/2021).
Namun, kata dia, Perdana Menteri Israel sekarang, Naftali Bennett sama buruknya dengan yang sebelumnya.
"Kami tidak melihat pemerintahan baru ini lebih baik dari yang sebelumnya, dan kami mengutuk pengumuman perdana menteri baru Naftali Bennett untuk mendukung permukiman Israel," kata Mohammad Shtayyeh.
Dia merujuk pada gerakan ratusan pemukim Yahudi yang menginvasi lahan di Tepi Barat Palestina.
"Pemerintah baru tidak memiliki masa depan jika tidak mempertimbangkan masa depan rakyat Palestina dan hak-hak mereka yang sah," tambah Shtayyeh.(*)