Anggap Pemanggilan BEM UI Usai Kritik Jokowi Hal Biasa, Ade Armando: Suka Drama Sih Orang-orang
Dosen komunikasi Universitas Indonesia (UI) Ade Armando menilai pemanggilan terhadap BEM UI usai mengkritik Presiden Joko Widodo adalah hal biasa.
TRIBUNPALU.COM - Dosen komunikasi Universitas Indonesia (UI) Ade Armando menilai pemanggilan terhadap BEM UI usai mengkritik Presiden Joko Widodo adalah hal biasa.
Seperti diketahui, pihak Rektorat Universitas Indonesia (UI) memanggil sejumlah mahasiswa perwakilan BEM UI usai kritikan terhadap Jokowi viral di media sosial Twitter.
Dalam postingan di akun media sosial Twitter, BEM UI menyebut Presiden Jokowi sebagai King of Lip Service.
Pemanggilan terhadap BEM IU pun melahirkan kehebohan baru karena Rektorat UI dianggap telah membungkam kebebasan berpendapat.
Namun Ade Armando memiliki pandangan berbeda.
Ia menilai pemanggilan BEM UI tersebut adalah hal biasa dan justru publik yang terlalu mendramatisir.
Baca juga: Lowongan Kerja ShopeeFood di Bagian Departement Data, Intip Syarat dan Cara Daftarnya
Baca juga: Pergoki Staf Lambat Masuk Kantor, Wali Kota Hadianto Ancam Potong Tunjangan TPP
Baca juga: TNI AL Resmikan Kampung Bahari Nusantara di Sausu Parigi Moutong
"Suka drama sih orang-orang, cuma dipanggil direktur kemahasiswaan ya biasa-biasa saja," kata Ade, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Selasa (29/6/2021).
Menurut Ade, yang sebenarnya terjadi hanyalah untuk mengklarifikasi kritikan yang dilayangkan kepada Presiden Jokowi.
Jadi, Ade menilai pemanggilan tersebut tidak berkaitan dengan pembungkaman berpendapat para mahasiswa.
"Direktur ngomong sama mahasiswa itu biasa terus dibikin narasi besar ada pemberangusan kebebasan berbicara."
"Padahal yang terjadi cuma dimintai klarifikasi, jadi ngga ada urusan sama dibungkam atau diberangus demokrasi," ujar Ade.
Lebih lanjut, Ade menilai upaya BEM UI mengkritik Presiden Jokowi dengan menjuluki 'The King of Lip Service' adalah sebuah kebebasan.
Namun, Ade menyebut, publik bisa menilai bagaimana kualitas BEM UI dari kritikan-kritikan tersebut.
"Memang harus heroik kali ya, Ketua BEM harus bilang 'kami akan terus mengirimkan meme-meme yang menghina jokowi' misalnya."
"Iya gapapa itu kebebasan, jadi masyarakat bisa menilai seberapa berkualitas BEM UI," ujarnya.