Latihan Ekstrem Kopassus Bikin Media Asing Takjub, Merangkak di Lumpur dan Ditembaki Tentara Senior
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD).
Latihan prajurit Kopassus di Korea untuk menguji pasukan elite ini selain unggul berperang di hutan tetapi juga dituntut mampu bertempur di daerah bersalju dan wilayah ekstrem lainnya.
Kondisi cuaca dingin tak menjadi halangan bagi prajurit kopasus. Hal ini terbukti prajurit Kopassus dapat menang dan mencapai puncak lebih dulu.
Kisah ini dimuat di dalam buku berjudul Kopassus untuk Indonesia yang ditulis oleh Iwan Santoso dan FA Natanegara.
Sejarah Singkat Kopassus
Dikutip dari Kopassus.mil.id, pada bulan Juli 1950, terjadi pemberontakan di Maluku oleh kelompok yang menamakan dirinya Republik Maluku Selatan (RMS).
Pimpinan Angkatan Perang RI saat itu segera mengarahkan pasukan untuk menumpas gerombolan tersebut.
Operasi ini dipimpin langsung oleh Panglima Tentara Teritorium III, Kolonel A.E. Kawilarang.
Sedangkan untuk komandan operasinya adalah Letkol Slamet Riyadi.
Operasi ini memang berhasil menumpas gerakan pemberontakan, namun dengan korban yang tidak sedikit di pihak TNI.
Setelah dikaji ternyata dalam beberapa pertempuran, musuh dengan kekuatan relatif lebih kecil mampu menggagalkan serangan TNI yang kekuatannya jauh lebih besar.
Hal ini ternyata bukan hanya disebabkan semangat anggota pasukan musuh yang lebih tinggi atau perlengkapan yang lebih lengkap, melainkan juga menggunakan taktik dan pengalaman tempur yang baik.
Didukung dengan kemampuan tembak tepat dan gerakan perorangan.
Peristiwa inilah yang akhirnya mengilhami Letkol Slamet Riyadi untuk mempelopori pembentukan suatu satuan pemukul yang dapat digerakkan secara cepat dan tepat.
Hal itu untuk menghadapi berbagai sasaran di medan yang bagaimanapun beratnya.
Baca juga: Jelang HUT Bhayangkara ke-75, Polres Morut Bagikan Masker Gratis dan Penyemprotan Disinfektan
Baca juga: 9 Fakta Swiss Singkirkan Perancis di Babak 16 Besar Euro 2020, Rapor Merah Pertahanan Ayam Jantan
Baca juga: Gubernur Rusdi Mastura Instruksikan Terapkan PPKM Berbasis Mikro di Sulteng
Setelah gugurnya Letkol Slamet Riyadi pada salah satu pertempuran di sekitar kota Ambon, gagasan ini selanjutnya dilanjutkan oleh Kolonel A.E Kawilarang.
Melalui Instruksi Panglima Tentrara dan Teritorium III No.55/Instr/PDS/52 tanggal 16 April 1852, terbentuklah Kesatuan Komando Terirotium III.