Palu Hari Ini
Cerita Sipir Rutan Palu: Jadi Tempat Curhat Napi, Tetap Bertugas saat Hari Raya
Menurutnya, kesalahan sedikit saja terkait pelayanan bisa mempengaruhi psikologis para tahanan.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat
TRIBUNPALU.COM, PALU - Kepala Sub Seksi (Kasubsi) Pelayanan Rutan Kelas IIA Palu Bayu Prianto menceritakan pengalaman selama bertugas menjadi sipir penjara.
Awalnya, Bayu bertugas sebagai penjaga narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Luwuk, Kabupaten Banggai, selama delapan tahun.
Kemudian ia berpindah tugas ke Rutan Kelas IIA Palu sejak Desember 2013 hingga saat ini.
Selama perjalanan karirnya, Bayu menyebut sipir penjara memiliki tantangan tersendiri.
Selain menjaga dan memantau kondisi para narapidana, seorang sipir juga diharuskan selalu siap serta waspada dengan kondisi sekitar.
Karena tugasnya itu, tak jarang Bayu kerap dijadikan tempat curhat bagi para narapidana binaannya.
Baca juga: Rutan Palu Over Kapasitas Dua Kali Lipat, Warga Binaannya Mayoritas Kasus Narkoba
Dari beragam cerita napi, ia pun mengetahui kebanyakan warga binaannya melakukan perbuatan melanggar hukum karena faktor ekonomi.
Bahkan, kata Bayu, ada narapidana yang sengaja secara berulang-ulang berbuat kejahatan demi masuk Penjara.
"Pernah ada napi yang berulang kali masuk penjara karena mencuri. Barang dicuri bukan barang mewah dan masa tahanannya pun singkat. Ia cerita hal itu sengaja dilakukan," ujarnya, Sabtu (10/7/2021).
"Alasan narapidana itu karena himpitan ekonomi. Ia merasa kalau di Penjara bisa makan dan ada yang menjaga dibanding kehidupannya di luar," tutur Bayu menambahkan.
Alumni Fakultas Hukum Universitas Tadulako itu merasa mempunyai tanggung jawab moral sebagai tempat para tahanan atau narapidana bercerita, curhat, atau sekedar ngobrol basa basi.
Setiap hari Bayu bertatap muka dan berkomunikasi dengan lebih dari 400 narapidana dan tahanan
Jumlah ini dua kali lipat dari kapasitas hunian di Rutan Kelas IIA Palu.
Sementara petugas rutan hanya berjumlah 69 orang.
Kondisi ini tak jarang membuat Bayu dan petugas Rutan lainnya merasa kesabarannya diuji dalam menjalankan tugas.
Menurutnya, kesalahan sedikit saja terkait pelayanan bisa mempengaruhi psikologis para tahanan.
"Perilaku bandel tetap ada, tetapi bagi kami itu hal biasa. Seperti saat bel waktu apel berbunyi mereka hanya tidur. Kami anggap semua itu sebagai tantangan dalam melakukan pembinaan," kata Bayu.
Baca juga: Polisi Tangkap 2 Warga Dolo Sigi Kedapaatan Jual Cap Tikus
Selain itu, petugas Rutan Kelas IIA Palu tetap bekerja dan tak mengenal libur, termasuk saat Lebaran.
Seperti saat Idulfitri 2021, Rutan Kelas IIA Palu tetap membuka layanan bagi keluarga warga binaan.
Selama pandemi Covid-19, Rutan Kelas IIA Palu hanya membuka layanan titipan barang maupun video call bagi keluarga binaan dengan tetap melakukan pengawasan ekstra.
Dengan kegiatan tersebut, petugas otomatis harus ekstra siaga memeriksa setiap pengunjung, apalagi barang bawaan.
"Setiap hari raya Idulfitri kami biasa memasak dan makan bersama para warga binaan. Insya Allah Idul Adha nanti kegiatan serupa akan dilakukan," ujar Bayu.
"Saat momen-momen hari raya seperti itu, jumlah pengunjung biasa mengalami kenaikan. Setiap barang titipan kami periksa. Barang-barang berbahan logam maupun kaca tidak diperbolehkan masuk ke dalam. Selama pandemi kami juga tidak membuka layanan kunjungan langsung," ucapnya.(*)