Viral

Pengakuan Vaksinator Usai Viral Video Suntik Tanpa Tekan Jarum: Saya Yakin Sesuai Prosedur

Viral di sosial media video memperlihatkan proses penyuntikan vaksin yang dilakukan tanpa menekan jarum.

HandOver
Ilustrasi Vaksinasi Covid-19 

TRIBUNPALU.COM - Viral di sosial media video memperlihatkan proses penyuntikan vaksin yang dilakukan tanpa menekan jarum.

Video itu menuai sorotan karena vaksinator diduga hanya menusuh jarum suntik tanpa memasukan cairan vaksin.

Video tersebut salah satunya diunggah akun Instagram @halokrw.

Dari caption yang beredar, disebutkan video itu diambil di salah satu Puskesmas di Karawang.

Dilansir dari TribunManado.co.id vaksinator Puskesmas Wadas, Maola Nurulshinta (53) merasa yakin jika dirinya menyuntikkan vaksin sesuai dengan prosedur.

Baca juga: Atasi Migrain dengan Ketumbar, Buat Teh Ketumbar dan Dapatkan Manfaatnya

Baca juga: Perkecil Penyebaran Covid-19 di Poso, TNI-Polri dan BPBD Gelar Operasi Yustisi

Baca juga: Percepat Kerja Pejabat Perusda, Gubernur Rusdi Tugaskan Tim Asistensi

Maola mengaku, saat menyuntikan ia menggunakan tehnik menekan dengan bagian bawah telapak tangan.

"Saya tarik dagingnya, lalu suntik. Kemudian kita tekan dengan telapak tangan. Saya yakin sesuai dengan prosedur yang ditentukan, bukan satu atau dua orang saya suntik, saya sudah suntik ratusan orang beberapa hari terakhir," katanya

Saat ini Maola telah menyuntikkan vaksin ke lebih dari 8.000 orang.

Enam Orang Diperiksa Polres Karawang

Polres Karawang periksa enam orang kaitan viralnya video seorang wanita tengah divaksin oleh petugas kesehatan, ditusuk jarum suntik diduga tanpa ditekan bagian plunger bagian alat suntik.

"Jadi ada enam saksi yang telah kita periksa," kata Kapolres Karawang AKBP Rama Samtama Putra kepada wartawan di sela vaksinasi keliling di Kecamatan Karawang Barat, Rabu (14/7/2021).

Rama mengungkapkan, keenam orang tersebut tiga tenaga kesehatan (nakes) dan tiga orang yang divaksin.

"Jadi saat ini masih pendalaman," katanya.

Ia menyebutkan, polisi tengah berusaha mengungkap video tersebut apakah kejadian tersebut benar atau hoax .

Ia telah melakukan menginventarisir siapa yang menyebarkan dan mengupload.

"Kita ingin lebih dahulu pembuktian apakah video viral itu vaksin terinjeksi atau tidak," katanya.

Pihaknya akan meminta bantuan ahli-ahli vaksin untuk mengungkap prasangka yang berada di video viral.

Saat ini, dikatakan Rama, kepolisian tengah fokus Standar Operasional Prosedur (SOP) yang digunakan vaksinator tersebut.

Pihaknya masih melakukan pendalaman dan nanti hasilnya disampaikan.

Bupati Karawang Turun Tangan

Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana dalam akun instagramnya mengungkap bila dirinya sudah melakukan inspeksi mendadak ke Puskesmas di Wilayah Telukjambe Timur tempat vaksinasi tersebut berlangsung.

Dilansir dari Tribunnews.com, ia mendatangi Puskesmas Wada ditemani Wakil Bupati Karawang Aep Syaepuloh, Selasa (13/7/2021) sore.

Ia pun mengaku ditemani Kasat Reskrim Polres Karawang AKP Oliestha Ageng Wicaksana dalam inspeksi mendadaknya.

"Kondisi Puskesmas pada saat itu sudah dalam kondisi sepi, namun seluruh petugas puskesmas kami panggil kembali untuk dimintai keterangan dan klarifikasi khususnya dari salah satu vaksinator kami," Cellica Nurrachadiana dalam akun instagramnya @cellicanurrachadiana, Selasa (13/7/2021) malam.

Menurut dia, berdasar keteranngan dari petugas vaksinasi, penyuntikan vaksin sudah sesuai dengan prosedur.

Vaksin disuntikan ke tubuh penerima vaksin dengan jarum baru.

"Adapun kami menerima keterangan dari vaksinator bahwa ia sudah melakukan tugasnya sesuai SOP dan yakin vaksin tersebut masuk ke tubuh penerima vaksin dengan jarum baru dan itu berbeda dengan berita yang disebarluaskan pada saat ini," tulisnya lagi.

Setelah melakukan Sidak ke Puskesmas, Cellica Nurrachadiana pun beranjak menuju salah satu tempat kerja penerima vaksin yang merasa janggal ketika ia di vaksin.

"Kami menemui managemen kantor usaha tersebut sebagai upaya mendengarkan keterangan dan klarifikasi dari kedua belah pihak setelah sebelumnya ke Puskesmas untuk memastikan kebenaran informasi yang viral tentunya tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah," lanjut dia.

Ia pun sudah meminta petugas terkait untuk melakukan tes laboratorium terhadap penerima vaksin tersebut.

"Saya juga meminta untuk segera melakukan cek laboratorium terhadap penerima vaksin. Tentunya kami akan memberikan sanksi tegas kepada vaksinator jika terbukti melakukan kesalahan," ujarnya.

"Namun sebaliknya, jika tidak terbukti bersalah, akan ada konsekuensi hukum dan kasusnya akan diserahkan kepada pihak kepolisian Karawang untuk ditindaklanjuti kebenarannya, karena harapan kami semua bisa terbuka dan terinformasikan informasi yang benar berdasarkan fakta sehingga tidak ada yang dirugikan," lanjut dia.

Ia berharap kepada semua pihak bisa lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak mudah menyebarkan sesuatu yang belum jelas kebenaranya.

"Harapan kami, kita semua agar dapat lebih bijak dalam menggunakan sosial media. Agar tidak dengan mudah menyebarkan berita yang belum diketahui kebenarannya. Sehingga menimbulkan keresahan semua pihak yang belum tentu semuanya benar," ujarnya.

Baca juga: Jadwal Badminton Olimpiade Tokyo: Mulai 24 Juli 2021, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya Berlaga 10.20 WIB

Baca juga: Fans Kena Prank Kabar Terbaru Pacar Boboho, Dikira Cewek Cantik kini Terungkap Soal Cross Gender

Baca juga: Usai Otopsi, Dua Jenazah DPO Teroris Poso Dimakamkan di Poboya Kota Palu

Ia mengajak masyarakat untuk tidak ragu menerima vaksin Covid-19.

"Semoga semuanya segera 'clear' dan lekas baik-baik saja. Kami berharap agar masyarakat untuk tidak ragu dan tetap semangat untuk menjalankan vaksin. Ayo kita semangat VAKSIN!," Dan kamipun akan bekerja lebih keras lagi untuk Karawang," tulisnya lagi.

Sementara, dilansir dari tribunjabar.id, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana mengatakan, pihaknya akan mengambil sampel darah warga yang divaksin tersebut.

Dalam video tersebut, Cellica mengungkapkan sebenarnya terdapat tiga orang perempuan yang merupakan pegawai ritel moderen bahan bangunan.

"Saya tidak ingin ada terbentuk opini apa pun. Kita mengambil sampel darah, untuk memastikan antibodinya sudah terbentuk atau belum, urusan prosesnnya kita serahkan kepada ahlinya. Tadi kita ambil sampel darah Ipeh dan Rima, sementara Tari masih dalam keadaan syok," katanya.

Ia mengimbau agar masyarakat untuk tidak menggulirkan opini-opini yang dinilainya melenceng.

"Setiap orang yang divaksin berhak bertanya kepada petugas medis," katanya.(*)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved