Olimpiade Tokyo 2020

Atlet Bingung Ranjang Olimpiade Tokyo Terbuat Dari Kardus, Ternyata Panpel Punya Alasan Tersendiri

Cerita menarik datang dari para atlet yang kebingungan dengan ranjang mereka selama berlaga di Olimpiade Tokyo 2020.

Handover
Pihak panitia pelaksana menyiapkan ranjang dari kardus untuk para atlet sebagai kampanye 'menjadi baik bersama untuk planet dan masyarakat'. 

TRIBUNPALU.COM - Pesta olahraga dunia Olimpiade Tokyo 2020 akan segera digelar pekan ini.

Rencananya, Olimpiade musim panas yang digelar di Jepang ini akan mulai bergulir pada Jumat (23/7/2021).

Kini para atlet dari berbagai negara telah berada di Jepang untuk bersiap memperebutkan Medali Emas.

Namun cerita menarik datang dari para atlet yang kebingungan dengan ranjang mereka selama berlaga di Olimpiade Tokyo 2020.

Pasalnya, pihak panitia pelaksana menyiapkan ranjang terbuat dari kardus untuk para atlet.

Baca juga: Hukum Menyembelih Hewan Kurban Tanpa Disaksikan Pemiliknya, Berikut Penjelasan Ustaz Abdul Somad

Baca juga: Tetap Puasa dan Berqurban Meski di Penjara, Terungkap Kondisi Habib Rizieq Shihab di Rutan

Tentu saja bukan karena Jepang kekurangan dana, tetapi pihak panitia pelaksana punya alasan tersendiri.

Dilansir dari Tribun-Medan.com, Negeri Matahari Terbit berkomitmen menggunakan kardus sebagai kerangka utama tempat tidur para atlet.

CNBC melaporkan, tempat tidur kardus itu bakal memiliki tinggi sekira 205 sentimeter.

Tempat tidur khusus itu diperkirakan bisa menahan bobot orang hingga 220 kilogram.

Bahkan, General Manager Kampung Atlet Olimpiade Tokyo 2021, Takashi Kitajima, meyakini rangka yang terbuat dari kardus itu bisa lebih kuat dari bahan kayu.

"Tempat tidur itu lebih kuat dari yang terbuat dari kayu," ungkap Kitajima.

Pihak penyelenggara sudah memikirkan langkah yang akan diambil saat gelaran olahraga empat tahunan itu usai. Sedangkan kasurnya akan didaur ulang menjadi produk plastik.

Segala hal 'anti mainstream' tersebut bukannya tanpa sebab dilakukan saat gelaran Olimpiade Tokyo 2021 ini.

Pihak penyelenggara ingin ajang olahraga presitisius ini mencatatkan nol limbah saat event tersebut selesai.

Konsep rangka tempat tidur kardus ini memantik beragam reaksi dari para atlet. Ada yang menyuarakan kebingungan, ketidaksukaan, dan kekecewaan. Namun tak sedikit pula yang dapat menerima hal itu dan tak masalah untuk tidur di atasnya.

Salah satu tanggapan yang cukup menarik datang dari pelari asal Amerika Serikat, Paul Chelimo.

Paul Chelimo mengatakan dirinya dan rekan-rekannya tak mempermasalahkan tempat tidur kardus tersebut.

Ia memandang tak akan ada masalah baginya dan ketiga rekannya yang lain untuk tidur di satu ranjang tersebut.

Sebab, keempat atlet lari tersebut cenderung memiliki bobot yang tak terlalu berat.

"Saya tidak melihat adanya masalah untuk pelari jarak jauh, bahkan kami berempat, untuk tidur di atasnya sekaligus," tulis Paul Chelimo di akun Twitter pribadinya.

Jalur Khusus Atlet Olimpiade Tokyo

Pengoperasian jalur eksklusif dan prioritas untuk mobil yang membawa atlet Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo dan orang lain yang terlibat dalam Olimpiade diterapkan mulai Senin (19/7/2021).

Jika nekat masuk jalur khusus tersebut bakal kena denda 6.000 yen.

"Untuk kelancaran penyelenggaraan turnamen, Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo telah memasang rambu-rambu jalan baru di jalan-jalan umum di sekitar tempat kompetisi. Sanksi akan dikenakan kepada pengemudi kendaraan umum yang melanggar," ungkap sumber Tribunnews.com, Senin (19/7/2021), 4 hari menjelang pembukaan Olimpiade 23 Juli mendatang.

Baca juga: Keputusan Perpanjangan PPKM Segera Diumumkan, Melanie Subono: Nambah Kebijakan Nambah Hutang

Baca juga: Pertamina Foundation Buka Lowongan Kerja bagi Fresh Graduate Lulusan S1, Ini Syarat-syaratnya

Menurut kepolisian, ada total tiga jalur khusus di sekitar Stadion Nasional (Shinjuku-ku, Tokyo), Ariake Tennis Forest (Koto-ku), dan Makuhari Messe (Chiba-shi), dan jalur prioritas adalah Tokyo International Forum (Chiyoda-ku).

Sebanyak delapan lokasi telah dibuat di sekitar Stadion Nasional Yoyogi (Daerah Shibuya).

Rambu-rambu jalan seperti "TOKYO 2020 eksklusif" dipajang, dan pada prinsipnya, hanya kendaraan terkait turnamen dengan stiker merah muda yang boleh lewat di jalur eksklusif, dan kendaraan umum harus memberi jalan di jalur prioritas.

Pada tanggal 16 Juli lalu, sekitar 3.700 kendaraan terkait turnamen telah didaftarkan.

Dalam kasus pelanggaran, mobil biasa akan dikenakan minus 1 poin pelanggaran dan denda 6.000 yen.

Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo telah menyerukan untuk menahan diri dari bergerak dengan mobil selama turnamen Olimpiade (23 Juli - 8 Agustus) Paralimpiade (24 Agustis - 5 September) berlangsung.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang. (*)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved