Jalan Setapak Tiba-tiba Hilang, 7 Pemuda Tersesat di Hutan NTT dan Minum Air Seni untuk Survive

Jalan setapak tiba-tiba menghilang, 7 pemuda mendapati diri mereka tersesat di hutan Golo Lusang Nusa Tenggara Timur (NTT).

Handover
7 pemuda tersesat di hutan Golo Lusang, NTT. Kisah tersesatnya 7 pemuda itu berawal dari jalan setapak yang tiba-tiba raib. 

TRIBUNPALU.COM - Jalan setapak tiba-tiba menghilang, 7 pemuda mendapati diri mereka tersesat di hutan Golo Lusang Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hutan tersebut berlokasi di Kecamatan Rembong, Kabupaten Manggarai.

Hutan Golo Lusang sendiri terkenang sebagai paru-paru di Provinsi NTT.

Bukan tanpa alasan, karena lokasinya yang masih berbentuk hutan alami lebat dengan suhu dingin.

Di sisi lain, Hutan Golo Lusang juga terkenal dengan beragam kisah mistis yang diceritakan warga setempat.

Meski tak ada cerita mistis dari perjalanan 7 Pemuda Tersesat di Hutan Golo Lusang itu, namun cerita mereka cukup ngeri ketika jalan setapak tiba-tiba raib.

Baca juga: Tips Hilangkan Bau Prengus di Daging Kambing: Mudah & Alami, Gunakan Garam, Jeruk Nipis hingga Cuka

Baca juga: Susuri Hutan, Danrem Tadulako Semangati Prajurit Buru Teroris MIT Poso

Kisah 7 Pemuda Tersesat di Hutan Golo Lusang NTT ini dimulai, ketika salah satu dari mereka mengajak berekreasi di Hutan tersebut karena merayakan Utlah pada Minggu (18/7/2021).

Dengan penuh keberanian, namun tanpa melakukan persiapan matang 7 pemuda dari Desa Ruteng ini kemudian berangkat sejak Minggu (18/7/2021) sekitar pukul 06.00 WITA.

Tujuan mereka adalah merayakan Ultah teman mereka dan berekreasi di Danau di Hutan Lindung Golo Lusang, Kelurahan Waso Kecamatan Langke Rembong Kabupaten Manggarai NTT tersebut.

Maka berangkatlah mereka dengan menyusuri jalan setapak yang sebenarnya sudah diberi tanda.

Tepatnya pukul 11.00 WITA atau setelah menempuh berjalanan dengan berjalan kai selama 6 jam, mereka tiba di Danau Tengah Hutan.

Mereka hanya membawa bekal hanya untuk satu hari saja, karena mereka akan segera pulang pada tengah hari.

Sebab, mereka hanya akan berekreasi selama 2 jam saja di hutan tersebut.

Namun saat hendak pulang, para pemuda ini bingung mencari jalan setapak yang sebelumnya mereka lalui, mereka mengaku kebingunan.

Sebab jalan tetapak tiba-tiba raib. Karena tak ingin kemalaman, maka mereka mengambil inisiatif dengan pengetahuan seadanya berjalan tanpa arah.

Mereka lupa membawa kompas saat seperti ini, di mana dalam hutan pepat yang dingin itu, tanpa cahaya matahari yang terlihat, mereka kesulitan menentukan arah pulang.

Para pemuda ini mengaku, mereka akhirnya tersesat di Hutan Golo Lusang hingga ke atas bukit dan di tepi jurang.

Hingga larut malam, mereka tidak mememukan jalan setapak yang tadi mereka lalu, bekal habis, malam sangat dingin menusuk.

Hal ini diungkapkan oleh Paur Humas Polres Manggarai Ipda IMade Budiarsa, para pemuda ini kehabisan bekal dan harus bertahan hidup.

Parahnya lagi, meski mereka menemukan sebuah sungai jernih, namun mereka hanya bisa melihat dari kejauhan dan tak bisa turun karena terjalnya jurang.

Kehausan di tengah malam dan kedinginan, para pemuda ini kemudian mengonsumsi air seni mereka demi bertahan hidup. Saat malam, mereka memilih menyala api dari pemantik atau korek api yang mereka bawa agar tidak kedinginan.

Beruntung mereka memiliki fisik yang kuat dan sudah terlatih bersama alam.

Sembari terus menyalahkan Api dan memperbanyak asap agar terihat orang sekitar, para pemuda ini kemudian terus bertahan melewat malam dan hingga siang hari.

Menurut Ipda I Made Budiarsa, Tim pencarian kemudian berhasil mengetahui keberadaan ketujuh pemuda tersebut.

"Tim pencarian menemukan 7 pemuda ini, karena melihat adanya kepulan asap dari dalam hutan yang sengaja dinyalakan oleh mereka untuk memberi tanda," kata Made, dalam rilis yang diperoleh Kompas.com, Senin malam.

Seperti diceritakan oleh 7 pemuda ini secara bergantian, mereka memulai perjalanan dari jalur bekas lapangan tembak di hutan tersebut.

Dalam perjalanan, mereka tiba di lokasi yang dituju sekitar pukul 11.00 Wita, mereka tiba di danau tujuan rekreasi. Di lokasi, mereka makan siang bersama.

Setelah kurang lebih 2 jam berada di tempat tersebut, mereka kemudian memutuskan untuk pulang.

Namun, mereka tidak mengetahui jalan pulang, karena tidak dilengkapi alat penunjuk arah (kompas). Mereka akhirnya tersesat di dalam hutan.

"Malam makin berlarut, mereka belum menemukan jalan pulang. Mereka juga kehabisan bekal baik makanan ataupun minuman, sehingga untuk bertahan hidup ketujuh remaja itu harus mengonsumsi air seninya masing-masing."

"Mereka tidak bisa ke air terjun karena aksesnya sangat terjal," terang Made.

Meski kelaparan dan kehausan, namun para pemuda ini memilih untuk terus menyalahkan Api dan berjaga secara bergantian alias tidak tidur.

Mereka menahan lapar dan haus dan berusaha untuk tetap terjaga sembari berharap menunggu orang atau pihak yang juga melakukan perjalanan seperti mereka.

Harapan mereka akhirnya terwujud, tim pencarian menemukan para pemuda ini tak kurang satu apapun, tetapi dalam keadaan lemas karena semalaman di tengah hutan, kata dia, mereka mengaku tidak tidur. Mereka terus menyalakan api untuk menghilangkan rasa dingin. Mereka juga menahan rasa lapar, karena tidak ada apapun yang bisa dikonsumsi.

"Namun semuanya selamat dan tak kurang satu apapu," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Basarnas Maumere I Putu Sudayana mengaku menerima laporan dari salah satu staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manggarai Barat sekitar pukul 07.45 Wita. Bahwa ketujuh pemuda itu ditemukan.

Lalu, Mereka dibawa ke pos jaga BKSDA Kabupaten Manggarai dan diserahkan kepada keluarga yang telah menunggu kedatangan mereka.

"Kondisi ketujuh pemuda dalam keadaan selamat, hanya saja kondisi badan mereka cukup lemas saat ditemukan oleh tim SAR gabungan," ungkapnya. (*)

Sumber: Sripoku.com

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved