Banggar DPR RI: Perekonomian Nasional Berada pada Jalur Pemulihan Tepat
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga juga menunjukkan pertumbuhan yang stabil pada angka 5,93 persen (yoy).
Penulis: Haqir Muhakir | Editor: mahyuddin
Sementara itu, Industri pengolahan yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan sebesar 6,58 persen.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi menurut pengeluaran pada triwulan II-2021 terhadap triwulan II-2020 (y-on-y) menunjukkan pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa yang tumbuh sebesar 31,78 persen.
Diikuti Komponen Belanja Pemerintah dan Pembentukan Modal Bruto atau investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 8,06 persen dan 7,54 persen.
Baca juga: Pemerintah Jaga Pasokan Oksigen Pasca PPKM Level 4 Diperpanjang, Termasuk di Sulteng
Sementara itu, Komponen Impor Barang dan Jasa tumbuh sebesar 31,22 persen. Sedangkan konsumsi tumbuh pada angka 5,93 persen.
Terus membaiknya pertumbuhan ekonomi berdasarkan lapangan usaha menunjukkan sektor transportasi dan industri mulai menunjukkan perbaikan yang signifikan.
Perekonomian sudah mulai pulih sehingga menyebabkan permintaan terhadap barang dan jasa mengalami peningkatan.
Selain itu, berdasarkan pengeluaran, kinerja ekspor dan belanja pemerintah menjadi motor pertumbuhan.
“OIni sejalan dengan perbaikan sektor industri dan berjalan efektifnya program perlindungan sosial bagi masyarakat, terutama untuk men jaga daya beli dan konsumsi masyarakat,” ujar Muhidin.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga juga menunjukkan pertumbuhan yang stabil pada angka 5,93 persen (yoy).
“Kita menyambut baik, membaiknya kinerja ekspor nasional, sehingga menggairahkan kembali industri nasional. Selain itu, pulihnya sektor UMKM juga menjadi pendorong mulai membaiknya perekonomian nasional,” terang Muhidin.
Dia meminta pemerintah tidak lengah karena penyebaran Covid 19 dan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), tentu akan memberikan dampak terhadap kinerja perekonomian dan pelaksanaan APBN pada paruh triwulan ke III dan IV tahun 2021.
“Kita juga perlu terus mewaspadai dinamika kondisi moneter di Amerika Serikat, yaitu kebijakan Tapering off dan kenaikan suku bunga acuan The Fed yang berpotensi menimbulkan dampak ikutan bagi perekonomian nasional,” jelas pria kelahiran 7 Oktober 1950 tersebut.
Sampai dengan awal Agustus 2021, rupiah stabil pada kisaran angka Rp 14.300 per USD.
Baca juga: Airlangga Hartarto: Formula 3T-3M dan Kepatuhan Masyarakat Kunci Penanganan Lonjakan Covid-19
Oleh sebab itu, Bank Indonesia perlu terus mengantisipasi kebijakan The Fed tersebut dengan cepat dan tepat untuk melindungi nilai tukar rupiah dan stabilitas moneter dalam negeri.
Pemulihan kehidupan masyarakat akan sangat tergantung dari disiplin dan konsistensi seluruh komponen Bangsa.
Akselerasi pemulihan ekonomi nasional akan sangat tergantung dari keberhasilan kebijakan antisipatif penanganan pandemi Covid-19 dalam menjaga momentum pemulihan.