Virus Corona

Kondisi Wuhan Setelah Kembali Diserang Covid-19, Sempat Pesta Nol Kasus Dihadiri 11.000 Warga

Kota Wuhan China kembali diserang Virus Corona setelah pesta nol kasus. festival diadakan pada Hari Buruh Internasional 1 Mei 2021 hadir 11.000 Warga

Handover
COVID BALIK KE KOTA WUHAN - Warga Kota Wuhan panik dan menyerbu supermarket untuk membeli makanan setelah melonjaknya kasus positif COVID-19 varian delta. 

China berhasil menurunkan kasus domestik menjadi hampir nol setelah virus corona pertama kali muncul di Wuhan pada akhir 2019, memungkinkan ekonomi untuk pulih dan kehidupan masyarakat sebagian besar kembali normal.

Tetapi ancaman COVID-19 kini kembali akibat varian Delta yang menyebar cepat, mencapai puluhan kota setelah adanya penularan di antara petugas kebersihan bandara Nanjing.

Kota Wuhan beberapa waktu lalu
Kota Wuhan beberapa waktu lalu (handover)

China sejak itu membatasi penduduk di seluruh kota untuk tetap berada di rumah, menghentikan operasional transportasi domestik, dan melakukan pengujian massal yang terbesar dalam beberapa bulan.

Beijing juga memperketat pembatasan perjalanan ke luar negeri bagi warganya.

Otoritas imigrasi China pada Rabu (4/8/2021) mengumumkan, akan berhenti mengeluarkan paspor biasa dan dokumen lain yang diperlukan untuk keluar dari negara itu dalam keperluan yang tidak penting dan tidak darurat.

Ilmuwan deteksi varian baru

Peneliti terkenal di laboratorium Wuhan, China memeringatkan varian COVID-19 yang lebih mematikan akan segera muncul.

Shi Zhengli mendapatkan julukan sebagai "perempuan kelelawar", karena dedikasinya meneliti virus pada hewan itu selama 16 tahun terakhir.

Dia menjadi salah satu ilmuwan ternama yang menemukan puluhan jenis virus corona di dalam goa kelelawar.

Namanya dikenal karena menjadi sosok pertama yang membongkar genome SARS-Cov-2, ketika pertama terdeteksi di Desember 2019.

Dalam wawancara terbaru, Shi memeringatkan dunia bisa kembali dihantam varian COVID-19 yang lebih mematikan.

"Karena jumlah kasus infeksi terlalu besar, memungkinkan corona untuk bermutasi," kata Shi Zhengli kepada media China People's Daily.

"Varian baru akan terus bermunculan," lanjut Shi sebagaimana diberitakan Daily Mirror pada Kamis (5/8/2021).

Pernyataan Shi itu muncul setelah beredar klaim varian terbaru akan membunuh lebih dari sepertiga yang terpapar.

Dokumen yang dipublikasikan Scientific Advisory Group for Emergencies (SAGE) menyatakan, galur virus corona di masa depan bisa seperti MERS.

Halaman
123
Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved