Sulteng Hari Ini

2 Kasus Ambil Paksa Jenazah di Buol, Gubernur Cudi Minta Bupati Lakukan Langkah Persuasif

Setelah sampai di UGD dilakukan tindakan perawatan sesuai protokol kesehatan dan dirawat di ruang perawatan Covid-19 .

Editor: mahyuddin
handover
Gubernur Sulawesi Tengah Rusdi Mastura 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Moh Salam

TRIBUNPALU.COM, PALU - Gubernur Sulawesi Tengah Rusdi Mastura menyayangkan terjadinya kasus pengambilan paksa jenazaha pasien di rumah sakit Kabupaten Buol.

Rusdi Mastura meminta agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.

Dia juga meminta bupati untuk dapat menyelesaikan permasalan tersebut dengan cara persuasif.

"Tolong bupati untuk melakukan koordinasi dengan TNI/ Polri untuk melakukan imbauan kepada masyarakat agar dapat mematuhi protokol kesehatan dan juga masyarakat saling gotong royong untuk menjaga keluarga dan sesama," ucapnya, Sabtu (21/8/2021).

Direktur RS Mokoyurli Buol dr Aryanto menyampaikan, pasien bernama Vikky umur 16 adalah pasien luka robek, warga Desa Okobuko, Kecamatan Tiloan, Buol.

Baca juga: Lagi, Massa Ambil Paksa Jenazah Pasien Covid-19 di RSUD Mokoyurli Buol

Sebelumnya pasien itu mendapatkan perawatan di Puskesmas Tiloan.

Dan sesuai dengan prosedur, pasien Vikky dilakukan Swab Antigen oleh pihak Puskesmas Tiloan.

Hasil dari pemeriksaan menunjukkan pasien tersebut positif Covid-19.

Akibatnya pasien tersebut langsung dirujuk ke RS Mokoyuri Buol.

Baca juga: 2 Kali Warga Buol Ambil Paksa Jenazah di RS, HMI Sulteng: Bukti Pemkab Tak Serius  

Setelah sampai di UGD dilakukan tindakan perawatan sesuai protokol kesehatan dan dirawat di ruang perawatan Covid-19 .

"Sudah mendapat persetujuan keluarga untuk perawatan di ruang perawatan Covid-19," ucap Dirut RS Mokoyurli dr Aryanto, Sabtu (21/8/2021).

Saat dilakukan perawatan kurang 15 menit, pasien tersebut meninggal dunia sebab kehabisan banyak darah.

Selanjutnya petugas Covid-19 RS Mokoyurli meminta persetujuan keluarga untuk dimakamkan sesuai protokol Covid-19.

"Orangtua almarhum sudah menyetujui tetapi diminta menunggu keluarga sebentar, tetapi keluarga yang ditunggu sudah membawa massa yang sangat banyak dan memaksa membawa almarhum secara paksa," tuturnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved