Taliban Pamer Pasukan Elit Khusus Badri 313, Munculnya Senjata Mematikan Amerika M4 Jadi Sorotan

Taliban tak henti-hentinya melancarkan propaganda setelah mengklaim menguasai pemerintahan negara Afghanistan.

Handover
Pasukan elit khusus Taliban bernama Badri 313. 

TRIBUNPALU.COM - Taliban tak henti-hentinya melancarkan propaganda setelah mengklaim menguasai pemerintahan negara Afghanistan.

Dalam propaganda terbarunya, Taliban memamerkan pasukan elit khusus yang diberi nama Badri 313.

Gambar dan video pasukan elit khusus Badri 313 kini telah beredar luas di media sosial.

Dalam gambar dan video tersebut, terlibat pasukan Badri 313 mengenakan seragam lengkap dengan pelindung selayaknya pasukan elit di seluruh dunia.

Hal lainnya yang menjadi sorotan adalah munculnya senjata mematikan M4 milik Amerika Serikat dalam video tersebut.

Terlihat para prajurit Badri 313 memegang senjata M4, bukan senjata milik Rusia yang selama ini mereka gunakan.

Berbeda jauh dari anggota reguler Taliban lainnya, yang terlihat memakai sandal, sorban, maupun pakaian tradisional Afghanistan lainnya.

Matt Henman dari konsultan pertahanan Janes menyatakan, Badri 313 mewakili anggota paling terlatih yang dimiliki Taliban.

"Meski, seperti yang Anda bayangkan, terdapat sensasionalitas propaganda dalam tayangan mereka," kata Henman dilansir AFP Rabu (25/8/2021).

Pakar senjata Barat dengan akun Calibre Obscura menerangkan, unit ini tidak sebanding dengan militer elite negara Barat.

Namun, mereka dianggap lebih efektif daripada reguler Taliban lainnya, maupun pasukan pemerintah Afghanistan.

Badri 313 dinamai Perang Badar 1.400 tahun silam, ketika Nabi Muhammad mengalahkan musuhnya hanya dengan 313 orang.

Meski dinamai 313, pakar meyakini unit tersebut mempunyai ribuan personel. Jumlah perlengkapan mereka juga tidak jelas.

Beberapa gambar menunjukkan mereka berpose di depan Humvee, pesawat, atau persenjataan yang ditinggalkan oleh tentara Afghanistan.

Pakar menjelaskan persenjataan paling canggih, seperti helikopter, mustahil dioperasikan dan sulit perawatannya.

Redaktur Pelaksana Long War Journal Bill Roggio menjelaskan apa yang ditunjukkan milisi merupakan propaganda.

"Namun, pasukan khusus mereka berperan penting dalam menguasai Afghanistan sejak Mei lalu," ulas Roggio.

Dia menjelaskan ketika Badar 313 mengalahkan tentara Afghanistan, mereka juga menyita sejumlah perlengkapan Barat.

"Dengan kata lain, AS mempersenjatai Taliban," paparnya. Unit itu kini berjaga di luar bandara internasional Kabul.

Mereka berhadapan satu lawan satu dengan pasukan AS, yang berjaga di perimeter dalam mengawasi proses evakuasi.

Evakuasi Warga AS Harus Seizin Taliban

Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken tampaknya telah setuju untuk mengakui 'kenyataan' bahwa AS harus merundingkan 'izin evakuasi' bagi warga Amerika yang ada di Afghanistan, kepada Taliban.

Karena kelompok militan itu kini telah menguasai negara tersebut, sedangkan Presiden Ashraf Ghani telah meninggalkan pemerintahannya dan kabur ke Uni Emirat Arab (UEA).

Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (23/8/2021), saat ditanya mengenai apakah AS perlu mendapatkan izin dari Taliban agar warga Amerika dapat meninggalkan negara itu, ia menyampaikan bahwa itu adalah 'kenyataannya'.

"Mereka menguasai Afghanistan, itu kenyataan, itu kenyataan yang harus kita hadapi," kata Blinken.

Lalu Blinken menjelaskan apa yang saat ini menjadi fokus pemerintah AS di negara Timur Tengah itu.

"Apa yang kita fokuskan? fokus kita semua adalah membuat warga Amerika keluar dari sana dan memastikan segala kemungkinan untuk bisa melakukan itu. Dan dalam hal ini, saya pikir, persyaratannya adalah berkomunikasi dengan Taliban, yang menguasai negara itu," jelas Blinken.

Menurut Departemen Luar Negeri AS, ada kesepakatan yang dilakukan dengan kelompok militan itu untuk menyediakan jalan yang aman bagi para pengungsi.

Namun mirisnya, pernyataan Blinken ini muncul di tengah munculnya pernyataan yang sebelumnya disampaikan Pentagon bahwa warga Amerika yang mencoba pergi, telah dilecehkan dan bahkan 'dipukuli' oleh anggota kelompok pemberontak itu.

Pelecehan dan penganiayaan ini dilakukan Taliban saat warga AS melakukan perjalanan ke titik evakuasi yang sebenarnya bukan berada di bawah kendali Taliban.

Perlu diketahui, penarikan pasukan AS yang terkesan 'tergesa-gesa' dari Afghanistan, saat ini mendapatkan kritikan secara luas, bahkan dari Partai Republik maupun Demokrat yang menjadi partai naungan Presiden AS Joe Biden.

Beberapa diantaranya meyakini bahwa akan lebih masuk akal dan aman jika sebelum menarik pasukan militer, pemerintah memindahkan warga Amerika dan senjata yang tersisa ke luar negeri terlebih dahulu.(*)

(Kompas/Tribunnews)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved