Didandani Seperti Wanita dan Dijadikan Pemuas Nafsu, Terungkap Kisah Pilu Orang Utan di Kalimantan
Tak hanya terancam punah karena diburu, orang utan di Kalimantan juga menjadi sasaran kekerasan seksual oknum-oknum tak bertanggungjawab.
Pemilik rumah sempat menolak untuk menyerahkan Pony. Baginya, Pony adalah mesin uang dan sumber keberuntungan.
Pemilik rumah telah mencukur semua rambutnya dan tubuhnya dipenuhi oleh gigitan nyamuk.
Pony tidak bisa berhenti menggaruk gigitan dan kulitnya telah terinfeksi.
Saat ingin mengevakuasi Pony, Tim BKSDA mendapat perlawanan dari penduduk setempat dipersenjatai dengan parang.
Proses penyelamatan Pony tidaklah mudah.
Yayasan BOS dan BKSDA bersama dengan polisi dan pasukan militer, butuh satu tahun lamanya untuk membujuk pemilik rumah suapay rela memberikan Pony kepada Yayasan BOS.
Pada 13 Februari 2003 Pony mendapatkan rumah barunya di Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo, Nyaru Menteng.
Di Nyaru Menteng, Pony menerima perawatan yang sangat dibutuhkan yang dia butuhkan setelah mengalami cobaan yang mengerikan, dan mulai menjalani proses rehabilitasi.
Hidup begitu lama dengan manusia serta diperlakukan begitu mengerikan saat di penangkaran, tidak mudah bagi Pony untuk belajar hidup sebagai orangutan liar.
Pony telah melalui proses rehabilitasi yang panjang untuk melupakan cobaan beratnya dan mendapatkan kembali sifatnya yang liar untuk menjadi orangutan semestinya.
Dia telah tinggal di kompleks sosialisasi dengan orangutan betina lainnya dan juga bergabung dengan Sekolah Hutan.
Pada 2005, Pony ditempatkan di Pulau Bangamat, yang merupakan salah satu pulau pra-rilis, untuk mendorongnya hidup lebih mandiri.
Dengan kejadian tersebut, diharapkan tidak ada lagi Orangutan maupun hewan lainnya yang mengalami hal mengerikan tersebut.(*)
(Sumber: SerambiNews.com)