20 Tahun Hidup Penuh Dendam, Putri Jenderal Ahmad Yani Obati Luka Batin: Ayah Saya Diseret
Berikut kisah Amelia Achmad Yani, putri dari Jenderal Ahmad Yani saat mengenang hingga mengasingkan diri ke desa kecil seusai pemberontakan G30S 1965.
TRIBUNPALU.COM - Berikut kisah Amelia Achmad Yani, putri dari Jenderal Ahmad Yani saat mengenang hingga mengasingkan diri ke desa kecil seusai pemberontakan G30S 1965.
Dalam sejarah, Jenderal Ahmad Yani menjadi salah satu korban kebiadaban aksi pemberontakan yang didalangi PKI kala itu.
Luka mendalam pun tertanam dalam jiwa keluarga Jenderal Ahmad Yani, salah satunya bagi Amelia Achmad Yani.
Dilansir dari pemberitaan Kompas.com dengan judul artikel "Kisah Amelia Achmad Yani, 20 Tahun Menepi ke Desa Mengobati Luka Batin",
Bagi Amelia Achmad Yani (67), September setiap tahun merupakan bulan yang mengingatkan ia kepada peristiwa lalu yang kelam bagi dirinya, keluarganya, dan bangsa Indonesia.
Baca juga: Siapa Sintong Panjaitan? Sosok Pemimpin Penumpasan PKI, Tapi Namanya Tak Muncul di Film G30S/PKI
Baca juga: Sempat Dicurigai Otak G30S, Kini Terungkap Alasan Kenapa Soeharto Tak Diculik PKI
Amelia Achmad Yani, yang sedang bertugas sebagai Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Bosnia dan Herzegovina, merupakan anak ketiga dari delapan putri dan putra almarhum Jenderal Ahmad Yani dan almarhumah Yayu Rulia Sutowiryo.
Ahmad Yani merupakan salah seorang pahlawan revolusi yang gugur sebagai korban dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S) PKI di Jakarta.
Pada 30 September 2017 siang waktu setempat, di kediamannya, Wisma Indonesia di Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina, Amelia Achmad Yani mengadakan tahlilan bagi para pahlawan revolusi, terutama untuk almarhum ayahnya.
Selain itu, pada 1 Oktober 2017 pagi waktu setempat, Amelia Achmad Yani mengadakan upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila, juga di Wisma Indonesia, bersama staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Sarajevo beserta keluarga mereka.
Wartawan Kompas.com, Widianti Kamil, berada di Sarajevo untuk melihat bagaimana prosesi mengenang peristiwa 30 September 1965 yang dilakukan Amelia.
Di Hotel Novotel Sarajevo Bristol, pada 3 Oktober 2017 petang waktu setempat, sebelum menjamu para tamu acara resepsi diplomatik dalam rangka 72 tahun Kemerdekaan Indonesia, Kompas.com mewawancarai langsung Amelia Achmad Yani.
Wawancara tersebut untuk menjawab banyak pertanyaan mengenai apa yang ada dalam dirinya tentang masa lalu dan kaitannya dengan masa kini dan masa mendatang. Simak wawancara di bawah ini.
Baca juga: Menguak Fakta Mbah Suro Dukun Kebal PKI, Kebal Peluru hingga Diserbu Pasukan Militer
Apa yang masih ada dalam pikiran dan perasaan Anda setiap kali 30 September tiba?
Bulan September, biarpun belum tanggal 30, pasti langsung teringat peristiwa yang sangat-sangat tidak bisa dilupakan, seperti sebuah potret yang berjalan.
Tiba-tiba lihat ayah saya diseret. Tiba-tiba dengar suara tembakan yang menggelegar. Itu terus sampai tanggalnya (30 September).