Kebijakannya Dituding Diskriminatif, Anies Baswedan: Saya Sudah 4 Tahun, Tolong Tunjukan

Selama menjabat sebagai orang nomor satu di ibu kota, Anies Baswedan tak pernah lepas dari sorotan publik.

KOMPAS.com/Deti Mega Purnamasari
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 

TRIBUNPALU.COM - Sudah empat tahun Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Selama menjabat sebagai orang nomor satu di ibu kota, Anies Baswedan tak pernah lepas dari sorotan publik.

Pujian dan kritikan kerap dialamatkan kepada mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.

Namun, Anies mengaku tak terlalu serius menanggapi kritikan atau cacian yang datang kepadanya.

Ia menyebut, setelah berjalan selama tiga setengah tahun ini, pihaknya baru melakukan testing terkait opini publik.

“Kalau sosmed ramai terus, ramai terus, hari ini dipuji besok bisa dicaci, hari ini selangit besok bisa nyungsep senyungsep nyungsepnya. Karena itu nggak usah pusing, rileks saja. Kalau sosmed itu pasti begitu, makanya prinsipnya dari dulu itu dipuji tidak terbang, dicaci tidak tumbang gitu aja dipegangnya,” kata Anies.

Baca juga: Anies Heran Hal Kecil Bisa Jadi Besar di Jakarta, Singgung Soal Insiden Kecebur Got

Baca juga: Anies Ungkap Rencana 2 Periode, Ternyata Lebih Pilih Jadi Gubernur Lagi Ketimbang Ikut Pilpres

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta bukti soal tudingan-tudingan terkait kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang dinilai diskriminatif.

Selama dirinya menjabat sebagai gubernur DKI, kata Anies, tidak ada bukti soal tudingan diskriminatif dan radikalisme yang selama ini digaungkan di dunia maya.

"Ini sekarang bulan ini (saya) sudah 4 tahun (menjabat), jawabannya begini, 'Tolong tunjukkan jawaban, mana yang radikal dari Gubernur DKI, tolong tunjukkan kebijakan yang diskriminatif dari Gubernur DKI'," kata Anies dalam acara Workshop Nasional DPP PAN yang ditayangkan di kanal YouTube PAN TV, Senin (4/10/2021).

Anies mengatakan, isu gubernur radikal dan ekstremis selalu ditanyakan media-media internasional kepadanya.

Anies merasa isu tersebut tidak perlu dijawab dan dia menutup wawancara media internasional apabila menyangkut isu radikalisme.

"Saya tidak memberikan wawancara internasional sampai 3,5 tahun karena media internasional tidak tahu isu detail, taunya isu global dan itu adanya ekstremisme, radikalisme, konflik antar-agama," ujar dia.

Menurut Anies, isu diskriminasi, radikalisme, ekstremisme akan terjawab seiring berjalannya waktu.

"Lalu Jakarta kalau diomongin selalu konteksnya seperti itu, jadi saya tidak mau jawab tudingan soal gubernur radikal, gubernur ekstrem, kenapa? Karena cukup dijawabnya dengan perjalanan waktu," ujar dia.

Anies menyebutkan, isu radikalisme dan intoleran sudah dijawab melalui kebijakan bantuan operasional tempat ibadah tanpa memandang agama apa pun.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved