Gaet Suara Pemula, Guru Besar UIN Harap Partai Golkar Angkat Isu Pendidikan
Parameter Partai Golkar sebagai partai modern, menurut Azyumardi Azra, adalah eksistensinya yang diisi banyak teknokrat dan kader mumpuni
Penulis: Haqir Muhakir | Editor: mahyuddin
TRIBUNPALU.COM - Partai Golkar terus berevolusi dalam perbaikan sistem demokrasi sejak era reformasi 1998.
Partai Golkar terus melakukan perubahan menjadi sebuah partai modern.
Hal itu disampaikan Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Azyumardi Azra dalam webinar bertajuk Dua Dasawarsa Kemenangan Golkar 2004-2024 dikutip TribunPalu.com, Minggu (16/10/2021).
Dia menilai, sistem perekrutan dan kaderisasi partai beringin diakui sebagai yang terbaik di Tanah Air.
"Partai Golkar sejak masa reformasi dan demokratisasi masih tetap merupakan partai modern, bahkan mungkin sebagai satu satunya partai modern di Indonesia," kata Cendekiawan Muslim dan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Parameter Partai Golkar sebagai partai modern, menurut Azyumardi Azra, adalah eksistensinya yang diisi banyak teknokrat dan kader dengan sistem merit atau berbasis kemampuan.
Baca juga: Ahmad Doli Ajak Alumni Kader Golkar Bersatu Kembalikan Kejayaan
Hingga kini, sistem politik di Golkar sangat demokratis dan hampir tidak terlihat ada dinasti ataupun oligarki.
"Dinasti itu artinya dikuasai oleh anak cucu dan oligarkis itu dikuasai oleh elite politik yang terbatas. Kalau Golkar tidak. Kita bisa melihat siapa saja sebetulnya bisa menjadi pemimpin di Golkar, bisa mengalami mobilitas politik di Golkar," ujar mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah tersebut.
Ini menjadi nilai tambah bagi partai yang saat ini dipimpin Airlangga Hartarto, jika dibandingkan partai-partai lain.
Selain dinamis, Golkar sangat terbuka bagi kader mana pun untuk memimpin partai tersebut.
Bagi Azyumardi, poin-poin ini menjadi nilai tambah bagi Partai Golkar.
Terutama dalam menggaet suara anak-anak muda yang kritis terhadap keberadaan politik dinasti dan oligarki di Indonesia.
"Satu keunggulan yang saya kira bisa dijual dipasarkan oleh Golkar dalam masa-masa sekarang ini, terutama kepada generasi milenial, bahwa Golkar ini adalah partai merit bukan partai dinasti," ungkap Azyumardi Azra.
Menurut Azyumardi, Partai Golkar harus bisa membawa isu yang dekat dengan pemilih muda.
Dalam data BPS tahun 2020, saat ini pemilih muda atau pemilih pertama mendominasi angka pemilih hingga di atas 50 persen.
Baca juga: Siapa Itu Lodewijk Paulus? Ditunjuk Golkar Gantikan Aziz Syamsuddin Sebagai Wakil Ketua DPR RI