Menko Perekonomian
Program Kartu Prakerja jadi Bagian Penanganan Pandemi Covid-19, Libatkan Akademisi Pantau Pelatihan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memimpin Rapat dan Press Briefing dengan Mitra Lembaga Penilai dan Pemantau Pelatihan
Yaitu Permenko Perekonomian Nomor 11 tahun 2020 dimana Manajemen Pelaksana melibatkan ahli yang membidangi dalam melakukan asesmen terhadap pelatihan.
Untuk mengapresiasi dukungan dan keterlibatan akademisi dalam menjaga standar Kartu Prakerja, Menko Airlangga berdialog langsung dengan para rektor dan yang mewakili Perguruan Tinggi dan Yayasan yang terlibat dalam penyempurnaan standar pelatihan.
Keterlibatan Perguruan Tinggi dan Yayasan yakni dengan cara screening sebelum suatu pelatihan masuk ekosistem Kartu Prakerja dan juga memonitor sesudah pelatihan masuk dalam ekosistem.
Proses screening dilakukan oleh Tim Asesmen yang berasal dari Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Universitas Airlangga, dan Yayasan Indonesia Mengajar.
Sedangkan monitoring dilakukan oleh Tim Pemantau dari Institut Pertanian Bogor, Universitas Muhamadiyah Malang dan Universitas Nadhlatul Ulama Indonesia.
“Tim Asesmen dan Tim Pemantau telah bekerja sejak Oktober 2020 untuk memastikan pelatihan di Program Kartu Prakerja telah memenuhi standar. Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan ini. Karena Program Kartu Prakerja akan dilanjutkan pada tahun 2022, saya meminta agar Perguruan Tinggi dan Yayasan terus membantu dan mendukung Program Kartu Prakerja,” kata Menko Airlangga.
Baca juga: Aneka Resep Lauk Cocok jadi Ide Makan Malam: Kapri Daging Tumis dan Daging Tumis Kecap Jamur
Berkat kolaborasi ini, Program Kartu Prakerja mendapat rating pelatihan mencapai 4,9 dari skala 5.
Sebanyak 95 persen peserta mengatakan pelatihan sesuai minat mereka, 98 persen peserta mengatakan pelatihan meningkatkan kompetensi, 93 persen peserta mengatakan pelatihan dapat diaplikasikan di tempat kerja/usaha, 79 persen peserta menggunakan sertifikat pelatihan untuk melamar kerja, dan sepertiga dari yang menganggur sebelum ikut Prakerja, kini sudah bekerja, baik sebagai karyawan maupun wirausahawan.
“Khusus untuk wirausaha, Program Kartu Prakerja sudah dihubungkan dengan fasilitas Kredit Usaha Rakyat, sehingga ini menjadi proses yang tersambung dari bagian prakerja sampai bisa mendapatkan modal untuk menjadi entrepreneur,” ungkap Menko Airlangga.
Pada kesempatan tersebut, Rektor Universitas Indonesia Prof Dr Arif Kuncoro mengatakan bahwa Program Kartu Prakerja melalui pelatihan yang diberikan kepada para penerima merupakan investasi.
Berdasarkan data, insentif yang diberikan setelahnya digunakan para penerima untuk membeli peralatan produksi.
Hal ini tidak hanya menjadi investasi bagi para penerima tetapi juga untuk meningkatkan produktivitas.
Program Kartu Prakerja yang lebih banyak mengarah pada pelatihan digital marketing dan makanan/minuman, merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran yang match dan membantu stabilisasi inflasi.
Rektor Universitas Gadjah Mada Prof Panut Mulyono, pada kesempatan yang sama, mengatakan bahwa materi pelatihan yang ada dalam Program Kartu Prakerja adalah jenis pelatihan yang berisi skill baru dan kompetensi baru.
Bisa digunakan untuk melakukan usaha baru dan menciptakan pasar yang semula belum dipikirkan.