Morowali Hari Ini
Sebut SPBU Utamakan Pembeli BBM Pakai Jeriken, Ini Curhatan Pengendara di Morowali
Antrean Bahan Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah masih terjadi.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat
TRIBUNPALU.COM, PALU - Antrean Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah masih terjadi.
Di wilayah Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali, pihak Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU) hanya memprioritaskan pembeli memakai jeriken.
Kejadian itu diunggah seorang pengendara melalui akun Facebook bernama Rotazs Kaliponcort.
Saat dihubungi TribunPalu.com, pemilik akun yang tak bersedia disebutkan namanya itu menyebut kejadian tersebut terjadi sejak lama.
Baca juga: Digugat Nasabah Rp 25 Miliar, Begini Penjelasan BRI Madiun
Ia menceritakan, awalnya dirinya hendak menuju ke Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali.
Namun saat ingin mengisi BBM di SPBU Bungku, akses masuk mobil ditutup dan pihak SPBU hanya melayani pembeli menggunakan jeriken.
"Sejak tiga minggu lalu sampai sekarang begini terus. Kendaraan tidak bisa masuk karena ditutupi jeriken. Petugas SPBU lebih mengutamakan jeriken karena mereka dapat fee lima ribu per jeriken," ungkapnya, Jumat (5/11/2021).
Sebagai pengendara, pria berprofesi di bidang konstruksi itu merasa mendapat perlakuan tak adil dari pihak SPBU.
Tak hanya di Morowali, ia menyebut kejadian serupa juga terjadi di Morowali Utara.
Bahkan, kata dia, di Kabupaten Poso para pengendara kesulitan mendapatkan BBM baik solar, pertalite maupun premium.
"Saya antre pertalite karena premium tidak ada. Itu pun tidak dapat karena SPBU khusus melayani jeriken. Saat di Tentena Poso dan Morowali Utara saya hanya isi pertamax soalnya pertalite jam 12 siang katanya sudah habis," ujarnya.
Baca juga: Tips Kesehatan: Manfaatkan Ketumbar Sebagai Obat Sakit Rematik atau Nyeri Sendi
Ia mengaku sebenarnya tidak ingin mengunggah kejadian tersebut ke sosial media.
Namun karena sudah berlangsung lama, ia pun memposting perilaku SPBU di Morowali dan berharap mendapat tindaklanjut dari pihak terkait.
"Seingat saya sudah ada larangan dari pemerintah soal jeriken ini, apakah itu tidak diberlakukan? Silahkan cek sendiri di Morowali, malah kedai-kedai di pinggir jalan full menjual bensin, solar dan lainnya," ucapnya.
Hingga berita ini diterbitkan, TribunPalu.com masih mencoba menghubungi Pertamina terkait persoalan tersebut.(*)