Pilpres 2024
Golkar Tutup Peluang Usung Ganjar Jadi Capres, Nurdin Halid: Karpet Kuning Hanya untuk Airlangga
Partai Golkar menutup peluang mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres di Pilpres 2024 mendatang.
TRIBUNPALU.COM - Partai Golkar menutup peluang mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres di Pilpres 2024 mendatang.
Partai berlambang pohon beringin itu tetap akan mengusung Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai capres.
Adapun keputusan Partai Golkar mengusung Airlangga Hartarto sebagai capres di Pilpres 2024 mendatang telah diputuskan dalam Rapimnas 2021 bulan Maret lalu.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Nurdin Halid.
Baca juga: Daftar UMP 2022 di 27 Provinsi Indonesia, Lihat Perbandingannya dengan Tahun 2021
Soal Partai Golkar siap menerima kader PDI-P sekaligus Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo jika tidak ditampung di Pemilihan Presiden 2024, Nurdin Halid meminta semua pihak memahami perpolitikan bangsa Indonesia yang menganut multipartai.
"Enggak ada karpet merah di Golkar, adanya karpet kuning dan karpet kuning itu hanya untuk Airlangga, dan dari karpet lain itu nomor dua," katanya dalam diskusi acara "Satu Meja" dikutip akun YouTube Kompas TV, Kamis (18/11/2021).
"Kalau di era multipartai, poros demokrasi kita tidak ada istilah bajak membajak. Partai itu perlu ada komunikasi politik, perlu ada kerja sama politik, perlu ada koalisi," sambungnya.
Menurut Nurdin Halid, era multipartai, membuat calon-calon presiden yang diusung dalam pilpres tidak berasal hanya dari satu partai.
Hal ini terjadi sejak era reformasi 1998 lalu. "Seingat saya, belum ada capres yang sejak era reformasi itu dari satu partai," katanya.
Nurdin Halid menegaskan, tidak ada istilah bajak membajak tokoh dari partai politik lain untuk diusung dalam pilpres.
Baca juga: Kali Ini Bukan Jempol, Anies Baswedan Jawab Irit Soal Gelaran Formula E: Nice Try
Nurdin Halid bilang, sejumlah pilpres sebelumnya, partai-partai politik berkoalisi untuk mengusung satu atau dua tokoh partai maupun non-partai sebagai capres-cawapres.
Misalnya 2009, Ibu Mega berpasangan dengan Pak Prabowo. 2014, Pak Jokowi berpasangan dengan Pak Jusuf Kalla.
"Pak Jusuf Kalla itu adalah kader Partai Golkar, mantan Ketua Umum Partai Golkar. Apa kita membajak? Bukan membajak, itu namanya koalisi bersama politik," ujarnya.
Sejumlah partai terlihat memperebutkan Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024, meski kontestasi masih tiga tahun mendatang.
Nurdin Halid yang menyebut, partainya membuka peluang untuk mencalonkan Ganjar Pranowo pada Pemilihan Presiden 2024 jika Ganjar tidak dicalonkan oleh PDI Perjuangan.