Banggai Hari Ini
Berhari-hari Jalur Tambang PT KFM Banggai Ditutup Warga, Begini Duduk Persoalannya
Dampak itulah yang memicu protes warga sembari memblokade jalur koridor pertambangan nikel PT KFM.
Penulis: Asnawi Zikri | Editor: mahyuddin
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Asnawi Zikri
TRIBUNPALU.COM, BANGGAI - Warga menilai keberadaan PT Koninis Fajar Mineral (KFM) justru berdampak negatif terhadap lingkungan di Desa Tuntung, Kecamatan Bunta, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Dampak itulah yang memicu protes warga sembari memblokade jalur koridor pertambangan nikel PT KFM.
Bahkan aksi itu berujung ricuh antara warga dengan kepolisian setempat.
Seorang warga Tuntung Amir Timala menyebutkan, selama PT KFM beroperasi sudah hampir 1 tahun, belum pernah ada sosialisasi Amdal kepada masyarakat lingkar tambang.
Baca juga: PT KFM Diduga Cermarkan Sungai di Banggai, Warga Blolade Jalan Perusahaan Nikel
Padahal hasil dari perut bumi Desa Tuntung sudah diangkut dan dibawa ke Morowali.
"Sudah 30 kali pengapalan, tapi belum ada sosialisasi Amdal kepada masyarakat," ucap Amir, Rabu (1/12/2021).
Masyarakat sudah mengajukan permohonan sosialisasi Amdal kepada perusahaan sejak Maret 2021, namun sampai sekarang tidak diindahkan.
Kalaupun ada, sosialisasi tidak pernah melibatkan masyarakat yang terdampak.
Amir memaparkan, dampak lingkungan aktivitas OT KFM sangat dirasakan masyarakat.
Misalnya, perkebunan warga yang tertutup debu, dan lumpur dari material pengerukan ore nikel.
Banyak pohon cengkih, kelapa, kakao, dan lainnya tertutup debu dari hilir mudik kendaraan perusahaan.
Update juga berita TribunPalu.com di Youtube:
Belum lagi dampak lumpur yang masuk ke lahan perkebunan warga saat hujan.
Lebih parah lagi, air bersih yang dijadikan sebagai sumber kehidupan sehari-hari warga juga ikut terdampak.
"Kalau buka kran, lumpur yang keluar," tutur Amir.
Pihak perusahaan, kata dia, telah membuat sumur suntik.
Namun tidak bisa melayani kebutuhan air bersih masyarakat.
"Di dusun 1 ada 100 KK, sedangkan sumur suntik hanya 1. Ini tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat," ujar Amir.
Baca juga: Pascaricuh dengan Polisi, Warga Masih Blokade di Jalur Koridor Tambang Nikel PT KFM
Menurut dia, aksi pemalangan jalur koridor itu klimaks dari usaha warga meminta pihak perusahaan mensosialisasikan Amdal.
Ironisnya, aksi itu dinodai dengan sikap represif Kapolsek Bunta Iptu Nanang Afrioko.
"Pak Kapolsek tiba langsung tendang kursi. Kami sangat sesalkan sikap dari kapolsek Bunta. Mestinya beliau mengayomi masyarakat, bukan malah menjadi arogan seperti itu," jelas Amir.
Hingga saat ini, manajemen PT KFM belum menanggapi persoalan itu.(*)