Belasan Anak Jadi Korban Predator Seksual Lewat Game Online Free Fire, Dijanji Diamond FF
kasus kejahatan seksual anak melalui game online Free Fire (FF). mengirimkan video dan foto bermuatan pornografi iming-imingi 500-600 diamond FF
Lalu HP dicek dan menemukan video yang dihapus. Setelah ditanya, si anak mengaku video itu dikirim ke teman main gamenya bernama Reza," ujar dia.
Berdasarkan pengakuan dari korban, kata dia, Reza mengiming-imingi korban untuk diberikan 500-600 diamond FF atau senilai Rp100 ribu.
Sebagai gantinya, korban diminta untuk mengirimkan foto atau video kepada pelaku.
"Tersangka meminta nomor WhatsApp korban dan mengirimkan contoh video dan foto kepada korban, jika korban mau diberikan diamond FF sebanyak 500-600," ungkap dia.
Baca juga: Ridwan Kamil Percaya Diri Ada Partai yang Meliriknya untuk Jadi Capres 2024: Elektabilitas Lumayan
Ia menuturkan korban juga sempat menolak atas permintaannya tersebut. Namun, pelaku memaksa dengan mengancam akan menghilangkan akun game korban sehingga korban menuruti kemauan tersangka.
"Selain itu, tersangka juga memaksa korban untuk mau diajak Video Call Seks (VCS) dengan janji akan diberikan diamond lalu korban mengirimkan video porno dirinya ke tersangka," jelasnya.
Hingga saat ini, kata dia, total ada 11 anak di bawah umur yang menjadi korban dari tersangka. Mereka tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua.
"4 anak sudah ditemukan dan sudah dilakukan pemeriksaan, 7 anak belum ditemukan identitasnya," katanya.
Atas perbuatannya itu, tersangka dijerat dengan Pasal 82 Jo Pasal 76 E Undang-undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan/atau Pasal 29 Jo Pasal 4 Ayat (1);
dan/atau Pasal 37 Undang-undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi; dan/atau Pasal 45 Ayat (1) Jo Pasal 27 ayat (1) Undang-undang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. S terancam hukuman penjara maksimal 15 tahun dan denda Rp 6 miliar.
(*/ TribunPalu.com) (Tribunnews.com)