Gunung Semeru Erupsi

Kisah Ibu Hamil 9 Bulan Lolos Erupsi Gunung Semeru, Lari Belasan Kilo Tak Peduli Perut Nyeri

Begini kisah perjuangan sorang ibu hamil 9 bulan meloloskan diri dari kepungan lava Gunung Semeru.

SURYA/Hayu Yudha Prabowo
DAMPAK LETUSAN SEMERU - Hewan ternak warga mati akibat letusan gunung Semeru di Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Minggu (5/12/2021). Letusan Gunung Semeru mengakibat 13 orang meninggal dunia, 69 orang luka-luka serta jembatan penghubung Malang dengan Lumajang putus 

TRIBUNPALU.COM - Begini kisah perjuangan sorang ibu hamil 9 bulan meloloskan diri dari sapuan awan panas Gunung Semeru.

Erupsi Gunung Semeru yang disertai guguran awan panas mengejutkan warga di sekitar lereng.

Akibat kejadian itu puluhan orang meninggal dunia. Tak sedikit pula yang mengalami luka.

Warga sama sekali tak menyangka bahwa pada Sabtu (4/12/2021) lalu, Gunung Semeru Erupsi hebat yang meluluhlantakan wilayah di sekitarnya.

Ayuningsih (23) yang sedang hamil besar harus berlari belasan kilometer untuk menyelamatkan diri dari sapuan awan panas guguran Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021).

Baca juga: Update Korban Erupsi Gunung Semeru: 34 Meninggal Dunia, 22 Masih Hilang, Ribuan Orang Mengungsi

Gunung Semeru meletus. /Foto dokumentasi.
Gunung Semeru meletus. /Foto dokumentasi. (handover)

Ayu adalah salah seorang warga yang terdampak dari Erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.

Dengan kondisi perutnya yang membesar karena sudah hamil 9 bulan, Ayu berjuang keras untuk selamat dari Erupsi Gunung Semeru.

Dipapah sang suami, Ayu pun berhasil menyelamatkan diri.

Ayu merupakan warga Dusun Curah Kobokan, Pronojiwo, Lumajang.

Baca juga: Presiden Jokowi Tiba di Kabupaten Lumajang, Akan Jenguk Korban Erupsi Gunung Semeru

Pronojiwo merupakan salah satu wilayah yang hampir seluruhnya terkena imbas dari letusan Semeru.

Ayu menceritakan saking paniknya, Ayu menyelamatkan diri dengan cara berlari sembari dipapah sama suaminya Mohamad Nur Efendy (23).

Ia berlari belasan kilometer hingga sampai ke tempat yang dirasa aman.

"Usia kehamilan saya sembilan bulan. Saya tak memikirkan apa-apa, pokoknya saya, anak yang dikandung, dan suami selamat," katanya dilansir dari Surya, Senin (6/12/2021).

Tim SAR gabungan menemukan 8 korban bencana guguran awan panas Gunung Semeru dalam kondisi meninggal, pada hari keempat pencarian, Selasa (7/12/2021). (ISTIMEWA)

Selama berlari ia merasakan nyeri pada perutnya.

Selain itu, kakinya sempat terinjak-injak warga lain saat berlari hingga lecet.

Namun dia bisa sedikit bernapas lega karena janin yang di kandungannya dalam keadaan sehat setelah mendapat pemeriksaan medis.

"Alhamdulilah tak ada masalah pada janin. Janin yang saya kandung sehat."

"Saya langsung mendapat pemeriksaan kandungan dan penanganan di Puskesmas Penanggal usai lolos dari awan panas," kata dia.

Baca juga: Viral Pria Terobos Abu Panas Semeru, Nekat Demi Selamatkan Keluarga

Baca juga: Tak Tega Tinggalkan Ibunya yang Renta Saat Gunung Semeru Erupsi, Anak-Ibu Ditemukan Tewas Berpelukan

Saat ini, Ayu sedikit cemas untuk mempersiapkan waktu persalinannya yang tinggal menghitung hari.

Sebab, harta bendanya rusak tak bersisa dihempas awan panas.

"Semoga ada yang membantu biaya persalinan. Karena tidak ada harta benda benda, termasuk uang yang bisa diselamatkan," harapnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung sejumlah lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (7/12/ 2021). (Sekretariat Presiden)

Sementara, petugas piket Pos Kesehatan di Puskesmas Penanggal, Suwarno menyebut janin yang dikandung Ayu dalam kondisi sehat.

Setiap hari, kondisi kesehatan janin dan Ayu rutin dipantau bidan.

"Nanti, untuk persalinannya, dilakukan di RSUD Pasirian atau RSUD Haryoto Lumajang. Karena peralatannya lebih lengkap," kata dia.

Selamat dari kepungan lava

Lina (23), seorang warga Dusun Curah Kobokan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, merupakan satu di antara warga yang berhasil menyelamatkan diri.

Sebelum itu, ia bersama keluarganya sempat terjebak selama 30 menit dari kepungan lava.

Saat itu abu vulkanik menghujam dari langit rumahnya.

Sedangkan lahar dingin meluap hingga ke jalanan depan rumahnya.

"Dengar ledakan sama suara batu dari atap semua keluar.

Di jalan itu sudah ada lahar dingin," kata Lina dilansir dari Surya, Selasa (7/12/2021).

Dalam kondisi panik, Lina mengaku sempat kebingungan mencari jalur evakuasi.

Apalagi sebelumnya tak ada peringatan dini bahwa Gunung Semeru akan erupsi hebat di hari itu.

Dia akhirnya memutuskan lari keluar dari rumahnya untuk mencari tempat yang dirasa lebih aman.

"Saya pokoknya lari, baru sampai Dusun Kamar Kajang ada Tim SAR.

Mobil mereka gak bisa masuk, karena banyak pohon yang jatuh," cerita Leni sambil menyeka air mata.

Kini, sudah tiga hari ini sejak Sabtu lalu, Lina dan keluarganya bertahan di Posko pengungsian Balai Desa Penanggal.

(*/ TribunPalu.com) (Tribunnews.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ibu Hamil 9 Bulan Lolos dari Awan Panas Semeru, Lari Belasan Kilo, Tak Lagi Peduli Perut Nyeri, https://www.tribunnews.com/regional/2021/12/08/ibu-hamil-9-bulan-lolos-dari-awan-panas-semeru-lari-belasan-kilo-tak-lagi-peduli-perut-nyeri?page=all.

Editor: Willem Jonata

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved