Virus Corona di Sulteng
Belum Ada Kemunculan Covid-19 Varian Baru di Sulteng, Tapi Dinkes Sudah Lakukan Antisipasi
Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah (Dinkes Sulteng) menyebut pihaknya belum mendeteksi kemunculan Covid-19 varian baru, B.1.1.529 Omicron.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Nur Saleha
TRIBUNPALU.COM, PALU - Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah (Dinkes Sulteng) menyebut pihaknya belum mendeteksi kemunculan Covid-19 varian baru, B.1.1.529 Omicron.
Kepala Dinas Kesehatan Sulteng dr I Komang Adi Sujendra menyampaikan, varian baru belum masuk di wilayah Sulteng dan bahkan data masuk di Indonesia sendiri belum ada.
Meski demikian, Komang menegaskan untuk tetap mengantisipasi kemungkinan masuknya varian baru di wilayah Sulteng.
“Belum ada masuk, saya belum mendapatkan informasi apakah varian baru sudah masuk di Indonesia khususnya di Sulawesi Tengah, saya belum punya data untuk itu,” ungkap Komang, Senin (13/12/2021) sore.
Baca juga: Update Corona di Sulawesi Tengah Senin 13 Desember 2021: Tambah 3 Kasus Baru, 2 dari Kabupaten Sigi
Baca juga: Peran Tepra Harus Maksimal Awasi Realisasi APBD Kota Palu, Ini Pesan Wawali dr Reny
Lanjut Komang menyampaikan, masyarakat jangan lengah dan kendor terhadap mengantisipasi masuknya varian baru melalui Covid-19.
“Apa yang di negara lain sudah masuk, tidak mustahil akan masuk ke Indonesia, kita musti ansitipasi dan terus waspada,” tuturnya.
Diketahui, Epidemiolog dari Griffifth University Australia, Dicky Budiman mengatakan, varian baru Omicron disebut 500 persen lebih menular daripada virus corona asli, SARS-CoV-2 yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China 2019 lalu.
"Kalau diibaratakan varian delta (yang sempat merebak beberapa waktu lalu) yang 100 persen kecepatannya lebih cepat menular daripada virus liar di Wuhan, ini kemungkinannya (varian baru) Omicron bisa sampai 500 persen atau 5 kalinya kecepatan penularannya," jelas Dicky kepada Kompas.com, Sabtu (27/11/2021).
Dengan potensi penularan varian B.1.1.529 yang bisa mencapai 500 persen tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikan varian Omicron ini ke dalam kategori variant of concern (VoC), tanpa melalui kategori varian of interest (VoI).
Baca juga: Penginapan di Banggai Digerebek, Polisi Sita Puluhan Botol Miras Cap Tikus
Untuk diketahui, variant of interest adalah varian SARS-CoV-2 yang ditandai dengan mutasi asam amino yang menyebabkan perubahan fenotipe virus, yang diketahui atau diprediksi dapat mengubah kondisi epidemiologi, antigeneistas, dan virulensi virus.
Sedangkan, variant of concern adalah varian virus corona yang menyebabkan peningkatan penularan dan angka kematian akibat Covid-19. VoC juga merupakan varian dengan dua komponen VoI.
Menurut Dicky, pengkategorian varian baru Omicron langsung menjadi VoC, artinya menandakan bahwa kondisi munculnya varian B.1.1.529 tersebut ini sudah sangat serius dan semua negara masih dalam keadaan rawan. Sebab, para ahli meyakini varian Omicron lebih menular.
"Varian Omicron langsung menjadi variant of concern ini adalah satu pertanda yang sangat serius, karena umunya (varian) yang baru-baru itu jadi variant of interest dulu atau varian under investigation, tapi ini langsung lompat, artinya ini tanda amat sangat seirus," jelasnya.
Varian baru yang masuk dalam kategori VoC juga disebut memiliki kemampuan dalam memengaruhi efektivitas vaksin.
Varian-varian virus corona yang termasuk dalam kelompok dikategorikan sebagai variant of concern sejauh ini adalah varian Alpha, varian Beta, varian Gamma, dan varian Delta.(*)