Terkini Daerah

Kisah Pilu Pria Tolitoli, Tangan Diamputasi akibat Pakai Sweater saat Dibonceng Menuju Tempat Kerja

Kisah pilu pria asal Tolitoli, tangannya diamputasi di tempat perantauan. Baru tiga bulan bekerja demi nafkahi istri dan bayinya di kampung halaman.

TRIBUNKALTARA.COM/ Febrianus Felis.
Taqwatul Iman (19) terbaring di RSUD Nunukan, didampingi Suriana (kiri), Senin (3/1/2021) sore. Kisah pilu pria asal Tolitoli, tangannya diamputasi di tempat perantauan. Baru tiga bulan bekerja demi nafkahi istri dan bayinya di kampung halaman. 

Selain itu, tulang kaki kiri Iman juga mengalami pergeseran akibat kecelakaan tersebut.

Beberapa luka lecet bekas terseret aspal terlihat di bagian tangan dan kakinya.

"Kejadiannya itu sudah seminggu yang lalu. Teman saya yang antar saya ke sini (RSUD Nunukan)," kata Taqwatul Iman, Senin (3/1/2022) sore, dikutip dari TribunKaltara.com.

Yang lebih memilukan, rupanya ia baru tiga bulan bekerja dan tidak memiliki sanak saudara di perantauan.

"Dan saya tidak punya keluarga juga di sini. Di Sebatik, baru tiga bulan saya kerja rumput laut," sambungnya.

Iman menceritakan ia terpaksa merantau karena sudah tidak memiliki pekerjaan di kampungnya.

Sebelumnya, ia bekerja di tempat dekorasi pernikahan demi modal menikah.

"Di kampung saya tinggal sama mama, ayah tiri, dan adik tiri. Karena saya sudah tidak diperhatikan lagi sama mereka, jadi saya kerja buat dekorasi acara pengantin. Udah cukup uang, tahun lalu saya putuskan untuk nikah," ucapnya.

Baca juga: Beda Pilihan di Pilkades, Pemilik Lahan Pindahkan Rumah 5 Keluarga di Tolitoli

Akibat pandemi, ia kehilangan pekerjaannya di usaha dekorasi pernikahan tersebut.

Hingga akhirnya ada rekan yang menawarkan pekerjaan di tempat rumput laut.

Meski jaraknya jauh, mau tak mau ia mengambil tawaran itu dan merantau di Pulau Sebatik.

"Begitu pandemi pesta sudah tidak dibolehkan, jadi kerja sudah tidak ada. Akhirnya saya hubungi teman di Sebatik, katanya ada kerja di rumput laut. Jadi saya merantaulah ke Sebatik," tambah Iman.

Tak hanya bekerja, ia juga mempunyai tujuan untuk mencari ayahnya yang menghilang sejak ia berusia 4 tahun.

Ia berangkat bermodal tekat dan uang hasil pinjaman.

Biaya transportasi Iman dari Toli-Toli menuju Sebatik sebesar Rp 900 ribu dibayari oleh bosnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved