Sulteng Hari Ini

Inflasi Tahunan Sulawesi Tengah 2021 Sesuai Target Pemerintah

Pencapaian ini sesuai dengan target Inflasi tahunan nasional oleh Pemerintah berkordinasi dengan Bank Indonesia

Editor: mahyuddin
net
Ilustrasi inflasi 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat

TRIBUNPALU.COM, PALU - Realisasi inflasi gabungan dua kota inflasi di Sulawesi Tengah (Sulteng) pada tahun 2021 tercatat sebesar 2,20% (yoy). 

Pencapaian ini sesuai dengan target Inflasi tahunan nasional oleh Pemerintah berkordinasi dengan Bank Indonesia (BI) yaitu berada pada 3,0 ± 1% (yoy).

Hal ini terjadi di kedua kota Inflasi masing-masing Kota Palu 2,14% (yoy) dan Luwuk sebesar 2,48% (yoy).

"Inflasi yang rendah stabil ini diharapkan mendukung pertumbuhan ekonomi dan memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat," ujar Kepala Perwakilan BI Sulteng Abdul Majid Ikram, Rabu (5/1/2022). 

Majid mengatakan, tekanan Inflasi paling besar tekanan inflasi tahunan paling besar terjadi pada kelompok Administered Price yaitu sebesar 4,48% dengan andil 0,73%.

Baca juga: Waspada Banyak Sampo Palsu Beredar di Pasaran, Ini Cara Membedakannya dengan Sampo Asli

Kemudian diikuti kelompok Volatile Food sebesar 3,01% dengan andil 0,53%, serta kelompok Inflasi inti sebesar 1,43% dengan andil 0,95%.

Tekanan pada kelompok Administered Price bersumber dari komoditas angkutan udara sebesar 20,41% dengan andil sebesar 0,46% serta komoditas bahan bakar rumah tangga 5,57% dengan andil 0,12%.

"Inflasi pada komoditas angkutan udara terjadi seiring dengan peningkatan permintaan saat berlangsungnya libur dan perayaan Hari Raya Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 serta pembatalan penerapan PPKM," terang Majid. 

Selain itu, peningkatan Inflasi pada komoditas bahan bakar rumah tangga khususnya LPG terjadi seiring dengan peningkatan harga minyak mentah secara global.

Di sisi lain, pada kelompok Volatile Food inflasi bersumber dari komoditas minyak goreng sebesar 27,13% dengan andil sebesar 0,26%, serta cabai rawit yang mengalami Inflasi cukup tinggi sebesar 44,59%.

Baca juga: Polisi Tangkap Wanita di Sulteng yang Kumandangkan Azan Shalat Jumat

Peningkatan harga minyak goreng sepanjang semester II 2021 sebagai dampak dari peningkatan harga CPO yang terjadi secara global. 

Sementara kenaikan harga cabai rawit di dorong oleh berkurangnya pasokan di pasar lokal karena penurunan produksi akibat tingginya curah hujan serta pengiriman keluar daerah Sulteng. 

"Pengiriman keluar daerah dipicu tingginya disparitas harga di daerah lain seperti Manado, Gorontalo dan Samarinda," ucap Majid.(*) 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved