Jadi Negara Miskin, Kasus Pelecehan Anak dan Perempuan di Timor Leste Dibayar dengan Barang

Tak hanya dikenal sebagai negara miskin, ternyata kehidupan anak dan perempuan di Timor Leste juga sangat memprihatinkan.

https://www.ucanews.com/
Ilustrasi - Anak dan Perempuan Timor Leste 

TRIBUNPALU.COM - Tak hanya dikenal sebagai negara miskin, ternyata kehidupan anak dan perempuan di Timor Leste juga sangat memprihatinkan.

Diketahui, Timor Timur melepaskan diri dari Indonesia dan diakui secara Internasional sebagai negara merdek pada 20 Mei 2002, .

Bagian NKRI yang dulunya disebut Timor Timur itu berganti nama menjadi Negara Timor Leste.

Lepas dari Indonesia, bukan berarti segala persoalan selesai.

Baca juga: Rakyat Timor Leste Masih Pakai Mata Uang Negara Lain, Padahal Sudah Lama Merdeka, Kok Bisa?

Kak hanya masalah ekonomi dan pengangguran, kasus Kekerasan utamanya pelecehan terhadap anak dan perempuan belum terselesaikan dengan baik di Timor Leste.

Mirisnya, kasus pelecehan anak di Timor Leste kadang selesai hanya dengan kompensasi barang.

Setidaknya inilah yang diakui oleh Bapak Dosantos dari Timor Leste.

“Saya sekarang mengerti bahwa Kekerasan terhadap anak harus selalu diselesaikan melalui jalur hukum,” kata Bapak Dosantos dari Timor Leste.

Ilustrasi Perempuan Timor Leste
Ilustrasi Perempuan Timor Leste (pinterest)

Di komunitasnya, keadilan tradisional digunakan sebagai reaksi terhadap pelecehan anak.

Dengan tingkat keuburan sekitar lima kelahiran per wanita di Timor Leste, kita bisa mengatakan bahwa memiliki keluarga besar sangat dihargai di negara ini.

Sekitar 35 persen dari populasi berusia di bawah 15 tahun.

Namun, Kekerasan terhadap anak, terutama anak perempuan, tetap menjadi masalah serius.

Sensus terbaru menunjukkan bahwa 28 persen anak perempuan di bawah 17 tahun mengalami Kekerasan fisik atau seksual sejak usia 15 tahun.

Sebuah desa kecil sekitar 60 kilometer dari ibu kota, Dili, kasus Kekerasan terhadap anak sangat marak.

Hingga Plan Internasional mulai mengintervensi, dan keadilan tradisional masih banyak digunakan untuk menyelesaikannya.

Halaman
12
Sumber: Intisari
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved