Luhut Sebut Puncak Omicron Diprakirakan Terjadi Februari-Maret, Jakarta Berpotensi Naik Tinggi

Saat ini saja, peningkatan varian baru itu telah menyentuh angka 1.054 kasus per hari dengan kasus transmisi lokal sudah lebih tinggi dari transmisi

Editor: Imam Saputro
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Petugas Dinas Kesehatan DKI Jakarta usai memeriksa kesehatan karyawan Restoran Amigos di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (3/3/2020). Restoran Amigos disebut sebagai salah satu tempat yang pernah dikunjungi warga Jepang dan warga Indonesia yang positif Covid-19 pada 14 Februari 2020. Pemilik restoran menghentikan sementara operasional restoran untuk melakukan pembersihkan lokasi dan memeriksa kesehatan para karyawan untuk memastikan tidak ada penularan virus korona baru. 

TRIBUNPALU.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memproyeksi, penyebaran varian Omicron di Indonesia akan melonjak pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022.

Saat ini saja, peningkatan varian baru itu telah menyentuh angka 1.054 kasus per hari dengan kasus transmisi lokal sudah lebih tinggi dari kasus transmisi pelaku perjalanan luar negeri.

"Berdasarkan berbagai data yang telah kami amati, puncak gelombang Omicron diperkirakan akan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret ini. Saya ulangi, dari hasil trajectory, puncak terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret ini," kata Luhut dalam konferensi pers PPKM, Minggu (17/1/2022).

Luhut menuturkan, kasus didominasi oleh wilayah Jawa dan Bali, terutama Provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya.

Kenaikan kasus di Jawa dan Bali juga terlihat pada provinsi Jawa Barat dan Banten. Sebab, wilayah tersebut masih masuk dalam bagian Aglomerasi Jabodetabek.

Baca juga: Gejala-gejala Covid-19 Varian Omicron yang Perlu Diwaspadai: Batuk, Hilang Rasa hingga Ruam Kulit

Bahkan dia memproyeksi, kasus berpotensi naik tinggi di wilayah Ibu Kota jika protokol kesehatan tidak dijalankan secara ketat.

"Berdasarkan proyeksi yang kami lakukan, kami kembali memprediksi bahwa peningkatan kasus berpotensi naik lebih tinggi di Provinsi DKI Jakarta jika kita semua tidak hati-hati. Jadi kita semua bertanggung jawab untuk kita. Saya mohon supaya kita semua satu," ucap dia.

Sementara khusus untuk wilayah lain di Pulau Jawa dan Bali, kasusnya masih relatif lebih terjaga. Kendati demikian, dia memprediksi penyebaran kasus juga akan lebih cepat mengingat tingginya mobilitas di wilayah Jawa dan Bali.

Tak heran, dia meminta perusahaan untuk menjalankan kebijakan bekerja dari rumah (work from home/WFH) selama dua minggu ke depan.

Setiap perusahaan bisa melakukan asesmen sesuai keadaannya masing-masing untuk menentukan kebijakan WFH. Bila tidak mengganggu produktivitas, dia mengimbau opsi tak WFH 100 persen harus diambil.

"Tapi kami mengimbau kalau di kantor tidak perlu 100 persen, ya tidak perlu 100 persen yang hadir. Jadi diatur saja, lihat situasinya apakah dibikin 75 persen untuk dua minggu ke depan," tandasnya.

Jakarta Waspada

Melonjaknya kasus Covid-19 varian omicron di Jakarta membuat ibu kota menjadi medan perang utama dalam menghadapi varian virus corona yang daya tularnya lebih tinggi daripada varian delta.

Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Indonesia.

"Sekitar 90 persen transmisi lokal (varian Omicron) terjadi di Jakarta. Kita harus persiapkan khusus DKI Jakarta sebagai medan perang pertama menghadapi Omicron dan harus kita pastikan kita menang," kata Budi, lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (16/1/2022).

Baca juga: Kasus Omicron di Indonesia Paling Banyak dari Saudi, Kemenag akan Evaluasi Pemberangkatan Umrah

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved