26 Tahun Lalu Ibu Tien Disebut Meninggal karena Tertembak, Tutut Buka Suara: Masyarakat Harus Tahu

Tepat 26 tahun lalu, Raden Ayu Hj Siti Hartinah, atau lebih dikenal dengan Ibu Tien Soeharto meninggal dunia.

Handover
Soeharto dan Ibu Tien 

TRIBUNPALU.COM - Tepat 26 tahun lalu, Raden Ayu Hj Siti Hartinah, atau lebih dikenal dengan Ibu Tien Soeharto meninggal dunia.

Namun, penyebab wafatnya istri Presiden Soeharto itu masih dipertanyakan berbagai pihak, meski sudah berlalu hampir tiga dekade.

Bahkan sempat beredar rumor, Ibu Tien wafat akibat insiden adu tembak antara dua putranya.

Ibu Tien berusaha menghalangi pertengkaran antara Bambang Trihatmodjo dan Tommy Soeharto.

Ibu Tien pun tanpa sengaja tertembak. Namun entah siapa yang melepaskan tembakan diantara dua putranya itu.

Kabar ini pun terdengar oleh Tutut Soeharto, kakak Tommy dan Bambang.

Setelah sekian lama, Tutut akhirnya membuka suara mengenai rumor ibunya tertembak oleh kedua adiknya.

Kata-kata Tutut diunggah lewat sebuah postingan di blog resmi miliknya, www.tututsoeharto.id.

Mengenang masa duka

Tutut menuliskan kenangannya soal kematian sang ibunda, tepat sehari setelah tanggal kepergian orang yang telah melahirkannya.

Ibu Tien meninggal pada 28 Februari 1996, ketika Tutut berada di luar negeri.

"Dua puluh empat (24) tahun yang lalu, tepatnya tanggal 28 April 1996, Ibu kami tercinta telah dipanggil Allah SWT. Pada saat itu saya sedang bertugas memimpin sidang organisasi donor darah dunia (di Prancis dan Kemudian di London). Alhamdulillah, pada saat itu saya menjabat sebagai Presiden Donor Darah Dunia," tulis Tutut.

"Betapa terkejut ketika saya mendengar berita ibu telah tiada. Pada saat saya berangkat, ibu masih segar bugar. Mendengar kabar lelayu (berita Ibu wafat), saya langsung kembali ke Jakarta. Itulah perjalanan paling lama yang saya rasakan selama saya bepergian," lanjut dia.

Langsung menuju Solo

Pada hari yang sama setelah dinyatakan meninggal dunia, jenazah mendiang Ibu Tien diterbangkan ke Solo.

Keluarga memilih untuk memakamkan Ibu Tien di Astana Giri Bangun, komplek pemakaman keluarga yang dibangun oleh Keluarga Cendana.

"Penerbangan yang saya dapat waktu itu SQ, dan harus berhenti si Singapore. Untuk mempercepat waktu, suami saya menjemput saya di Singapore. Kami langsung menuju ke Solo. Jenazah ibu sudah ada di sana," lanjut Tutut.

Setelah melihat jenazah mendiang ibunya, Tutut menemui ayahnya.

Ia dikenal sangat dekat dengan sang ayahanda, dan kepadanya Soeharto menceritakan kronologi kematian Ibu Tien.

Kronologi wafatnya Ibu Tien

Dalam perjalanan mereka menuju Astana Giri Bangun, Soeharto bercerita kepada putrinya.

Pagi itu, Ibu Tien mengeluhkan susah napas namun ia tak merasakan sakit di dada.

"Ibumu pagi itu, mengeluh"
"Bapak, aku kok susah nafas yo"
"Bapak tanya mana yang sakit bu"
Ibumu bilang “Ora ono sing loro (tidak ada yang sakit), mung susah nafas pak (hanya susah nafas pak)”

Bapak bertanya lagi, “Dadanya sakit nggak bu”
Ibumu berbisik “ Ora ono (tidak ada)”
Bapak rebahkan ibu dengan bantal yang agak tinggi, karena ibumu susah nafasnya.
Bapak panggil ajudan untuk segera menyiapkan ambulans. Ibu harus dibawa ke rumah sakit segera.

Saya mencoba bertanya ke bapak “Jadi ibu tidak mengeluh sakit sedikitpun pak?”
Bapak menjawab dengan tegas, “Tidak, ibu hanya mengatakan susah nafas.”
“Jam berapa itu pak?” saya bertanya.

Kemudian bapak melanjutkan ceritanya, “Di dalam perjalanan, ibumu sudah tidak sadar. Sampai di rumah sakit, semua dokter sudah berusaha untuk membantu ibumu. Tapi, Allah berkehendak lain," tulis Tutut.

Tutut geram gegara rumor

Setelah sekian lama, penyebab kematian Ibu Tien Soeharto akhirnya terungkap.

Tutut menuliskan ini karena geram dengan rumor yang menyebut ibunya meninggal karena tertembak oleh kedua adiknya.

"Lalu saya mendengar berita tersebar, bahwa ibu wafat karena tertembak oleh adik-adik saya. Saya heran, siapa manusia yang tega menyebarkan berita keji tersebut. Demi Allah, apa yang bapak ceritakan, itu yang terjadi. Tadinya saya akan diamkan saja. Tapi rasanya berita itu semakin diulang-ulang ceritanya oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Sebelum Allah memanggil saya, masyarakat harus tahu kebenarannya. Dan alhamdulillah sekarang ada medsos, yang alhamdulillah sayapun ikut aktif di sana. Siapapun yang membuat cerita itu, dan siapapun yang ikut menyebarkan, kami serahkan pada Allah untuk menilainya. Karena kami meyakini, bahwa Allah adalah Hakim Yang Maha Adil," tulisnya di Instagram. (*)

(Sumber: Tribun-Timur.com)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved