KKB Papua Teriak Soal HAM Tapi Malah Makin Menggila, Kini Bupati Paniai Jadi Target Ancaman

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua makin merajalela. Padahal saat diserang balik malah teriakkan soal Hak Asasi Manusia (HAM).

Istimewa
Kebulan asap yang berasal dari sejumlah bangunan yang dibakar KKB di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (13/9/2021)(Istimewa) 

TRIBUNPALU.COM - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua makin merajalela.

Korban jiwa pun makin bertambah akibat kekejian KKB Papua.

Padahal saat diserang balik malah teriakkan soal Hak Asasi Manusia (HAM).

Kini Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua makin gencar menebar ancaman kepada pejabat daerah.

Kali ini sasarannya adalah Bupati Paniai, Meky Nawipa.

KKB Papua memberi ancaman kepada Meky Nawipa dan jajarannya supaya menghentikan pembangunan di wilayahnya.

Ancaman itu disampaikan langsung juru bicara KKB Papua dari sayap OPM, Sebby Sambom.

Dalam rilis pers yang diterima TribunPalu.com, Sebby Sambom menolak pembangunan di wilayah Kabupaten Paniai.

Ia menyebut, tak akan segan-segan mengerahkan anggota KKB Papua untuk menyerang wilayah tersebut jika peringatan diabaikan.

"Kami peringatkan Bupati Paniai untuk tolak pembangunan di Indonesia," kata Sebby Sambom, dilansir dari TribunPalu.com berjudul 'Tak Pandang Bulu, KKB Papua Kini Ancam Bupati hingga Tak Segan-segan Angkat Senjata'.

"Orang Papua tidak perlu pembangunan dari Indonesia, mereka hanya minta hak untuk menentukan nasib sendiri secara mandiri," tambahnya.

Tak hanya mengancam Bupati Paniai, KKB Papua juga memperingatkan soal kontak tembak yang mungkin kembali terjadi.

Mereka lagi-lagi meminta pemerintah Indonesia untuk menarik pasukan militer dari Papua.

Sebby menyebut, pihak tak akan segan-segan ancam senjata untuk melawan TNI-Polri.

"Kami siap melawan TNI-Polri yang datang di wilayah Kabupaten Paniai," kata Sebby Sambom.

Sebelumnya, sempat beredar juga ancaman perang KKB Papua di Distrik Kebo, Kabupaten Paniai.

Video dari KSP itu menyasar aparat keamanan TNI-Polri.

Tak hanya itu, pesawat sipil dan Bupati Paniai, Meki Frits Nawipa, juga turut disebut dalam video ancaman yang beredar.

Berikut isi rilis yang diterima TribunPapua.com:

"Pada 14 Maret 2021, di Kab. Paniai, telah didapatkan video berdurasi 15 menit 29 detik yang berisi tentang komunikasi menggunakan HT antara terindikasi pimpinan KSP Intan Jaya di Distrik Kebo, Kab. Paniai dengan 1 orang KSP (terindikasi anggota KSP Intan Jaya).

Di dalam video tersebut, terdapat 3 orang KSP, dengan rincian: 1 orang berbicara menggunakan HT dan memegang 1 HT (Total terdapat 2 HT), 1 orang membawa senjata api laras pendek jenis revolver, dan 1 orang yang merekam.

Selain itu, didalam video terindikasi juga total 2 HT dan terdapat 1 tas berisi amunisi Senpi laras panjang.

Selanjutnya, adapun inti percakapan di dalam video tersebut, sebagai berikut :

1. Meminta agar semua pucuk yang berada di Kampung Magataga (Perbatasan Kab. Paniai dengan Kab. Intan Jaya) untuk dibawa ke Kab. Paniai karena pihaknya akan membuat tembakan di Distrik Kebo, Kab. Paniai.

2. Berencana akan melakukan gangguan terhadap kampung asal Meki Fritz Nawipa (Bupati Paniai) dan Frans Nawipa (Jaringan Penyelundup Senjata Api dan Munisi Ilegal Nabire - Paniai) beserta keluarganya.

Baik itu yang berada di Kebo, Pasir Putih, Komopa, maupun di Enarotali, yang telah bekerja sama dengan TNI-Polri.

3. Sudah melaporkan ke Markas Ugimba (Kab. Intan Jaya) dan menyampaikan kepada Komandan Operasi a.n. Guspi Waker untuk segera mengirimkan anak-anak (Pasukan) karena pihaknya akan membunuh orang di Enarotali, Kab. Paniai.

Hal ini dikarenakan Bupati Paniai dan keluarganya tidak bertanggung jawab terhadap uang miliknya sebesar Rp2,35 Miliar.

4. Pihaknya akan membuat perang di Enarotali, Kab. Paniai.

Salah satunya dengan melakukan tembakan terhadap pesawat, baik pesawat sipil maupun helikopter TNI-Polri. Tembakan akan dilakukan dari Daruto (salah satu kampung di Distrik Paniai Timur, Kab. Paniai).

5. Meminta agar senjata di Kab. Intan Jaya, seperti sniper 2 pucuk, AK-47 3 pucuk, dan M16 6 pucuk, agar dibawa ke Distrik Kebo, Kab. Paniai, dan selanjutnya akan memancing keributan dengan membuang-buang tembakan.

6. Telah meminta semua komando operasi Kodap VIII Intan Jaya untuk berhenti berperang dan menggeser peperangan di Kab. Paniai. Kemudian, semua pasukan dari Damianus Yogi (Damianus Magai Yogi @ Rimba Ribut - Pangkodap IV/Paniai) dan Pasukan Otto Jemmy (Otto Jemmy Magai Yogi @ Tiup - Pangopslap dan Kepala Staf KSP Kodap IV/Paniai) harus turut serta bergabung.

7. Sudah sekitar 2 bulan berada di Kab. Paniai dan sampai saat ini Bupati Paniai tidak memberikan jawaban apa-apa, padahal janjinya sejak 10 Februari 2021.

CATATAN :

- Sampai saat ini, masih terus dilakukan pendalaman dan identifikasi terhadap 3 orang terindikasi anggota KSP Intan Jaya yang ada di dalam video dan 1 orang terindikasi KSP Intan Jaya yang melakukan komunikasi melalui HT.

- Pascaberedarnya video ancaman tersebut, perlu diantisipasi adanya peningkatan eskalasi gangguan keamanan oleh KSP Bersenjata di wilayah Kab. Paniai, khususnya yang menyasar pesawat sipil mapun helikopter TNI/Pori, dan Apkam TNI/Polri yang bertugas di wilayah Kab. Paniai."

***Disclaimer: Belum ada tanggapan dari pihak TNI-Polri mengenai kabar tersebut.

3 prajurit TNI gugur

Sebelumnya, sebanyak tiga prajurit TNI gugur dalam serangan yang dilancarkan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Bukit Tepuk, Kampung Jenggernok, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua, pada Kamis (27/1/2022) pagi.

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga menjelaskan, berdasarkan laporan yang diterimanya, prajurit TNI yang dilaporkan gugur awalnya berjumlah dua orang.

Dua prajurit TNI yang gugur tersebut merupakan anggota Satgas Pamtas Mobile Yonif R 408/SBH. Keduanya gugur terkena tembakan KKB.

"Sampai saat ini Satgas Pamtas Mobile Yonif R 408/SBH melaksanakan siaga di Pos Gome serta mengevakuasi kedua korban," kata Kolonel Inf Aqsha melalui keterangan resminya pada Kamis (27/1/2022).

Kolonel Aqsha mengatakan, kedua personel TNI yang meninggal dunia yakni Serda Rizal dan Pratu Baraza yang terkena tembakan di bagian perut.

Setelah Serda Rizal dan Pratu Baraza gugur, kata Kolonel Aqsha, baku tembak antara KKB dan prajurit TNI masih terus berlangsung.

Hingga sekitar pukul 10.00 WIT, korban dari pihak TNI kembali bertambah. Seorang prajurit TNI bernama Pratu Rahman dilaporkan gugur.

Komandan Korem (Danrem) 173/PVB Brigjen TNI Taufan Gestoro membenarkan seorang prajurit TNI kembali gugur dalam baku tembak di Gome, Kabupaten Puncak, Papua.

"Memang benar seorang prajurit kembali tewas sekitar sejam yang lalu dan kontak senjata dilaporkan masih berlangsung. Pratu Rahman dilaporkan meninggal dalam baku tembak di Gome, sekitar pukul 10.00 WIT lalu," kata Brigjen Taufan.

Taufan mengatakan, dengan meninggalnya Pratu Rahman, maka total tiga prajurit TNI dilaporkan meninggal dalam baku tembak di Gome, Kabupaten Puncak.

“Ketiga korban merupakan anggota Yonif R 408/SBH yang tergabung dalam Satgas Pengamanan Daerah Rawan,” ujar Brigjen Taufan.

Lebih lanjut, Brigjen Taufan mengatakan, jenazah tiga prajurit yang gugur di Gome, Kabupaten Puncak, Papua telah dievakuasi dan tiba di Timika.

"Ketiga jenazah memang sudah dievakuasi menggunakan helikopter Caracal milik TNI AU dan sudah tiba di Timika," ujar Brigjen Taufan.

Selain tiga prajurit TNI gugur, seorang prajurit lainnya dilaporkan kritis yaitu bernama Pratu Syaiful. Saat ini, Pratu Syaiful masih dirawat di Puskesmas Ilaga dan kondisinya stabil. 

Brigjen Taufan mengaku belum dapat memastikan pelaku penyerangan pos TNI di Gome berasal dari kelompok mana.

(*/ TribunPalu.com / Surya.com )

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved