Fakta Konflik di Desa Wadas, Bermula Warga Tolak Pemerintah Bangun Tambang hingga 64 Orang Ditangkap

Di sosial media, tagar #WadasMelawan, #SaveWadas, #WadasTolakTambang kemudian viral dengan video-video yang menunjukkan lokasi di lapangan. 

Tribunnews.com/Dok LBH Yogyakarta
Ibu-ibu yang menolak tambang batu andesit di Desa Wadas, Purworejo saat berunjuk rasa. 

"Berapa banyak rakyat kecil yg sudah dikorbankan atas nama pembangunan? Sampai sekarang, setiap berada di bandara Kulonprogo, saya selalu kirim fatihah utk kemaslahatan keluarga-keluarga yang dulu berjuang pertahankan tanah airnya. Semoga mereka baik-baik saja. Sampai kapan terus berulang?," katanya, Rabu (9/2/2022).

5. Ganjar Minta Maaf dan Datangi Warga

Gubernur Jawa Tengan Ganjar Pranowo juga langsung memberi respons terkait konflik di Desa Wadas

Ganjar meminta maaf dan memastikan warga yang ditangkap dibebaskan. 

Kemudian, di hari yang sama Ganjar langsung mendatangi warga di Desa Wadas dengan tangan yang masih terluka akibat kecelakaan sepeda. 

Di sana, Ganjar menemui kebanyakan warga yang pro terhadap pembangunan Waduk Bener

Dia, berpesan agar kedua belah pihak tidak berseteru dan nantinya warga yang belum setuju akan kembali diajak berunding.

"Saling menghormati, saling menghargai," kata Ganjar.

Ganjar, juga menyampaikan pesan agar uang yang didapat dari ganti rugi digunakan untuk hal produktif seperti tanah atau modal usaha. 

Ganjar lalu menyarankan agar pemuda yang ada di Desa Wadas bekerja di proyek bendungan jika membutuhkan pekerjaan.

"Enggak boleh ya, besok kalau sudah ada tetap dibelikan tanah, belikan rumah lagi, kalau masih ada sisanya buat modal usaha."

6. Respons Pemerintah Pusat

Pihak pemerintah pusat yang kerap memberikan pernyataan terkait situasi di Desa Wadas adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD. 

Mafud, menegaskan pengukuran tanah di Desa Wadas akan tetap berlanjut.

"Kegiatan pengukuran tanah oleh Kanwil BPN Jawa Tengah, akan tetap dilanjutkan, dengan pendampingan pengamanan yang terukur melalui pendekatan yang persuasif dan dialogis," dalam konferensi pers yang diikuti Tribunnews.com.

Meski begitu, penambangan batuan andesit dikatakan sudah melibatkan Komnas HAM. 

Pihaknya juga menegaskan bahwa apa yang dibangun pemerintah ini adalah untuk kepentingan masyarakat banyak. 

“Bendungan dibangun untuk mengairi lahan sawah sekitar 15 ribu hektar untuk pengadaan sumber air baku, sumber listrik, dan untuk mnegatasi banjir.”

“Jadi bendungan ini pada dasarkan untuk kepentingan rakyat, khususnya masyarakat Jateng dan sekitarnya, ini sudah dimulai sejak tahun 2013.”

"Sebagian warga sudah setuju dilakukan penambangan batu andesit di Desa Wadas untuk kepeluan bendungan itu, tapi memang sebagian lain masih belum setuju," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Mahfud meminta masyatakat tak terprovokasi dan mempercayakan permasalahan itu kepada pemerintah. 

Menurutnya, penolak juga sudah menggugat secara hukum namun tetap kalah hingga kasasi di tingkat Mahkamah Agung (MA). (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)

Artikel ini diolah dari Kompas.com yang berjudul Apa Pentingnya Proyek Bendungan Bener dan Mengapa Terjadi Kericuhan di Desa Wadas?, dan Tribunnews.com yang berjudul Mahfud MD Tegaskan Pengukuran Tanah di Desa Wadas akan Tetap Dilanjutkan, Jadi Sumber Konflik Warga Wadas, Apa sebenarnya Batu Andesit Itu?, Awal Perlawanan Warga Wadas Menolak Pembangunan Bendungan, Takut Mata Pencaharian Hilang, Respons Ricuh Wadas, Alissa Wahid: Berapa Banyak Rakyat Kecil Dikorbankan demi Pembangunan?

Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Fakta Konflik di Desa Wadas, Alasan Warga Menolak Tambang hingga Respons Pemerintah

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved