Ingat Jenderal Surojo Bimantoro? Kapolri Berani Lawan Perintah Gus Dur Kibarkan Bintang Kejora
Jenderal Surojo merupakan Kapolri ke-16 yang pernah terlibat konflik dengan Presiden Gus Dur. Bahkan, konflik itu membuat DPR RI turun tangan.
Hingga akhirnya, bertepatan dengan peringatan Hari Bhayangkara, 1 Juli, Presiden mengumumkan pemberhentian Kapolri nonaktif Bimantoro, dan akan menugasi mantan Asisten Operasi Mabes Polri itu sebagai Duta Besar RI di Malaysia.
Beberapa jam kemudian, Bimantoro menyatakan penolakan.
Pada tanggal 20 Juli 2001, dia melantik Chairuddin Ismail resmi sebagai Pejabat Sementara Kapolri.
Melansir dari Wikipedia, Surojo Bimantoro lahir 1 November 1946.
Ia adalah Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Kapolri yang menjabat sejak 23 September 2000 hingga 29 November 2001.
Mantan Kapolri yang Pernah Dipenjara karena Kasus Korupsi
Sosok mantan Kapolri yang juga tak kalah jadi sorotan adalah Jenderal Rusdihardjo.
Sosok Jenderal Rusdihardjo mungkin sudah tak asing lagi. Ia menjabat sebagai Kapolri mulai 4 Januari 2000 hingga 22 September 2000.
Setelah tidak lagi menjabat sebagai Kapolri, ia diangkat menjadi Duta Besar Indonesia untuk Malaysia dari tahun 2004 hingga 2006.
Namun setelah diangkat jadi Dubes, pria bernama lengkap Kanjeng Pangeran Hario tersebut mengaku menyesal menerima jabatan di Malaysia tersebut.
Namun, yang lebih menyesalkan lagi buat Rusdihardjo, ia didakwa melakukan korupsi karena menerima uang pungli dari biaya pengurusan dokumen keimigrasian.
Melansir dari Wikipedia, Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Kanjeng Pangeran Hario Rusdihardjo lahir 7 Juli 1945.
Ia adalah Kapolri dari 4 Januari 2000 hingga 22 September 2000.
Setelah tidak lagi menjabat sebagai Kapolri, ia menjadi Duta Besar Indonesia untuk Malaysia dari tahun 2004 hingga 2006.
Ia sempat mendapat kecaman pada awal 2005 karena meminta maaf kepada pemerintah Malaysia akibat peristiwa penginjakan dan pembakaran bendera Malaysia dalam aksi unjuk rasa di depan kedubes Malaysia soal Peristiwa Ambalat.