Pilpres 2024
Nama Ganjar Terseret Isu Konflik Wadas, Nasibnya di Bursa Capres 2024 Terancam?
Nama Ganjar Pranowo kini terseret dalam pusaran isu konflik di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
TRIBUNPALU.COM - Nama Ganjar Pranowo kini terseret dalam pusaran isu konflik di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Konflik ini bermula saat dilakukan proses pengukuran lahan pada Selasa (8/2/2022) untuk keperluan querry tambang batuan andesit.
Kegiatan pengukuran mendapat penolakan sebagian warga, hingga berujung ricuh.
Adapun nama Ganjar kini sedang naik daun karena masuk dalam elektabilitas kuat sebagai calon presiden di Pilpres 2024.
Baca juga: Dana JHT Bisa Diambil Untuk Beli Rumah Meski Pekerja Belum 56 Tahun, Ini Syaratnya dan Ketentuannya
Lantas, bagaimana elektabilitas Ganjar pasca konflik Wadas?
Apakah akan menurun atau malah konflik ini tak pengaruhi elektabilitasnya?
Berikut Tribunnews rangkum prediksi pengamat soal elektabilitas Ganjar pasca konflik Wadas, dikutip dari berbagai sumber:
1. Diprediksi Bakal Merosot
Imbas konflik Wadas, elektabilitas Ganjar jelang Pilpres 20214 diprediksi akan merosot jauh.
Elektabilitas Ganjar selama ini yang dinilai baik akan sia-sia pasca insiden Wadas.
Hal itu disampaikan oleh Pengamat Komunikasi Politik, Jamiluddin Ritonga.
"Elektabilitas Ganjar diperkirakan akan melorot. Sebab, kejadian tersebut memperlihatkan kepemimpinan Ganjar yang bertolak belakang dengan pencitraannya selama ini di medsos," kata Jamiluddin saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Jumat (11/2/2022).
Walaupun Ganjar telah meminta maaf kepada warga Desa Wadas, tapi Jamiluddin menilai peristiwa itu telah mengubah kesan dari sosok orang nomor satu di Jawa Tengah itu.
Hal tersebut akan mempengaruhi elektabilitas Ganjar Pranowo selama ini.
"Kesan dekat dengan rakyat yang ditanamkan selama ini menjadi sirna. Perubahan kesan inilah yang akan membuat anjlognya elektabilitas Ganjar," ucapnya.
Telebih, menurut Jamiluddin, kondisi tersebut tentu tidak menguntungkan bagi Ganjar dalam upayanya meyakinkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk mengusungnya menjadi capres.