Demo Ricuh Renggut Nyawa
Korlap Mengaku Tak Ada Rencana Penutupan Jalan saat Demo Ricuh Renggut Nyawa di Parimo
Kuasa hukum korlap aksi tolak tambang, Julianer (kanan) gelar konferensi pers terkait kronologis insiden penembakan di Parimo, Senin (21/2/2022)
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat
TRIBUNPALU.COM, PALU - Kasus demo tolak tambang sambil memblokade jalan di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, telah masuk tahap penyidikan.
Seorang warna dilaporkan meregang nyawa akibat luka tembak dalam insiden tersebut.
Korlap aksi Chairul Dani mengaku awalnya tak ada niat melakukan pemblokiran jalan saat demo berujung bentrok beberapa waktu lalu.
Hal itu disampaikan Chairul melalui kuasa hukumnya Julianer saat menggelar konferensi pers, Senin (21/2/2022).
"Dari wawancara kami dengan saksi seperti korlap, wakorlap dan kepala-kepala desa, tidak ada rencana memblokir jalan. Warga berkumpul semata-mata untuk menyambut Gubernur Sulteng," kata Julianer.
Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Sulteng itu menjelaskan, pemblokiran jalan terjadi di luar kehendak kordinator lapangan.
Warga memblokade jalan lantaran Gubernur Rusdy Mastura tak kunjung datang sesuai yang diutarakan Tenaga Ahlinya Ridha Saleh.
Merasa kecewa, warga menutup Jalan Trans Sulawesi hingga malam hari kemudian berujung bentrok dengan aparat kepolisian.
Akibat bentrokan itu, seorang warga bernama Erfaldi (21) ditemukan meninggal dunia karena mengalami luka tembak.
"Pemblokiran jalan itu reaksi warga karena Pak Gubernur tidak datang. Posisi korlap saat juga sangat sulit mengendalikan karena massa sangat banyak, ribuan orang. Berbahaya kalau dia melarang," terang Julianer.(*)