Apa itu HASI? Ditetapkan Jadi Organisasi Teroris, Kini Nama Fadli Zon Ikut Dikait-kaitkan
Nama Fadli Zon kini tengah menjadi perbicangan setelah dirinya dikait-kaitkan dengan salah satu organisasi yang telah ditetapkan terafiliasi dengan ja
TRIBUNPALU.COM - Nama Fadli Zon kini tengah menjadi perbicangan setelah dirinya dikait-kaitkan dengan salah satu organisasi yang telah ditetapkan terafiliasi dengan jaringan teroris.
Organiasi tersebut adalah Hilal Ahmar Society Indonesia atau HASI.
Baru-baru ini, Kepolisian RI mengatakan dokter SU, tersangka teroris yang tewas saat hendak ditangkap tim Densus 88 Antiteror Polri di Sukoharjo, Jawa Tengah, terafiliasi dengan HASI.
HASI merupakan yayasan atau organisasi yang terafiliasi dengan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI).
Menurut Kepala Biro Penerangan Masyrakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, dokter SU juga merupakan teroris yang tergabung dalam kelompok JI.
“Hilal Ahmar ini adalah sebuah yayasan atau organisasi terlarang yang terafiliasi dengan jaringan organisasi terorisme JI,” kata Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (11/3/2022).
Mengutip dari situs resmi PBB, Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) adalah organisasi atau yayasan yang terafiliasi dengan kelompok teroris JI.
Sejak 2011, HASI telah beroperasi sebagai lembaga swadaya masyarakat di Indonesia.
Meskipun tidak menunjukkan kegiatan sektor amal secara keseluruhan, kegiatan HASI menunjukkan organisasi teroris JI, terus menyalahgunakan pemberian amal.
Tindakan itu dilakukan dengan mengumpulkan dan menggunakan dana untuk mendukung tindakan kekerasan dan menyediakan perlindungan untuk kebutuhan logistik untuk organisasi teroris mereka.
Pada 2013, anggota HASI berpartisipasi dalam beberapa penggalangan dana dengan JI di Indonesia yang mengumpulkan dana hingga ratusan juta Rupiah.
Selain itu, para petinggi JI telah mendorong para pengikutnya untuk memberikan dukungan material bagi pertempuran di Suriah, termasuk dengan memberikan sumbangan kepada HASI.
JI bertanggung jawab atas berbagai aksi terorisme termasuk bom Bali tahun 2002, yang menewaskan lebih dari 200 orang dari 27 negara.
HASI mendukung perekrutan pejuang teroris ke Suriah
Sejak pertengahan 2013, HASI telah terlibat dalam sejumlah kegiatan untuk mendukung perekrutan dan perjalanan pejuang teroris asing atau forign terrorist fighter (FTF) JI ke Suriah.
Pengerahan ke Suriah ini dilakukan secara rutin, termasuk anggota JI yang dikirim untuk pelatihan militer dan bergabung dengan pejuang Suriah.
Beberapa contohnya seperti, HASI mendukung perjalanan perjabat JI, Bambang Sukirno dan operator JI Dimas Pershada ke Suriah.
Sejak 2015, HASI telah ditetapkan sebagai organisasi terlarang melalui penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Jika HASI diterjemahkan dalam bahasa Inggirs memiliki arti "Indonesian Red Crescent Society" di mana kelompok ini tidak berafiliasi dengan kelompok kemanusiaan International Federation of the Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC).
Selain itu, HASI juga memiliki ikatan dengan Front Al-Nusrah Umat Syam.
Dikait-kaitkan dengan Fadli Zon
Diberitakan sebelumnya, Fadli Zon dituding menjadi donatur gerakan teroris yang ada di Indonesia.
Hal itu diungkap pegiat media sosial, Eko Kuntadhi lewat cuitan di akun Twitternya.
Awalnya Eko Kuntadhi menyoroti unggahan lama Hilal Ahmar Society Indonesia atau HASI, yakni cuitan pada 29 Mei 2015.
Dalam unggahan tersebut, terdapat foto Fadli Zon menyerahkan donasi sebesar 20 dolar secara simbolik kepada pihak HASI.
“Semoga menjadi amal sholih yang bernilai pahala di sisi Allah SWT bagi Bapak Fadli Zon, Aamiin Ya Robbal Alamin,” demikian cuitan HASI.
Ia menilai bahwa Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon sengaja mendanai gerakan teroris.
Menurut Eko Kuntadhi HASI dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Maret 2015.
Sementara, Fadli Zon memberikan donasi kepada HASI setelah itu, yakni pada Mei 2015.
“Sebagai Wakil Ketua DPR, gak mungkin Fadli gak tahu informasi itu,” kata Eko Kuntadhi melalui akun Twitter pribadinya pada Rabu (16/3/2022).
“Jadi, Fadli memang sengaja mendanai gerakan teroris,” sambungnya.
Mendapatkan tudingan miring, Fadli Zon sontak buka suara.
Fadli Zon membantah tudingan bahwa dirinya mendanai gerakan terorisme di Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa pada Mei 2015 dirinya menerima permintaan delegasi kemanusiaan dari Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) yang dipimpin Ustadz Bahtiar Nasir (UBN) dan bukan HASI.
"Pada Mei 2015, sy menerima permintaan delegasi kemanusiaan dari Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) yang dipimpin Ustadz Bahtiar Nasir (UBN)," ujar Fadli Zon dalam cuitan di Twitter pribadinya.
Lantas menurut Fadli Zon pada saat itu FIPS tengah menggalang dana baru pengungsi korban perang Suriah yang ada di perbatasan Turki.
"Bersama Wakil Ketua DPR RI, @Fahrihamzah, kami menerima delegasi kemanusiaan FIPS tsb. Mereka menyampaikan perkembangan situasi pengungsi Suriah di perbatasan Turki yg membutuhkan bantuan dari masyarakat Indonesia," sambungnya.
"Mereka menggalang dana untuk rumah sakit darurat, makanan dan pakaian bagi pengungsi korban perang.
Karena dana dikumpulkan dari masyarakat Indonesia, mereka meminta saya dan Saudara Fahri Hamzah secara simbolik menyerahkan bantuan kemanusiaan tersebut kepada FIPS," papar Fadli Zon.
Dan pada pertemuan tersebut Fadli Zon memberikan sumbangan untuk korban perang.
Fadli Zon menegaskan bahwa sumbangan tersebut berasal dari uang rakyat bukan dana pribadinya.
"Sbg catatan, semua dana (USD 20,000) itu dari masyarakat Indonesia bukan sumbangan pribadi saya. Tak ada sumbangan dari saya sama sekali. (Lihat foto “Bantuan Kemanusiaan Rakyat Indonesia”)," jelasnya
Ia juga menyebutkan bahwa dirinya tidak mengenal semua orang dari FIPS tersebut.
"Delegasi FIPS yg saya kenal adalah Ustadz Bahtiar Nasir, Mustofa Nahra dan pengacara Achmad Michdan. Empat orang lain saya tak kenal.
Penjelasan ini saya buat untuk menepis fitnah beberapa orang yg secara pengecut menyebarkan berita bohong maupun fitnah keji ini," pungkasnya. (*)