Jurnalis Inggris Sindir Jokowi: Proyek IKN Tak Membuat Status Indonesia Naik di Mata Dunia

Philip Bowring menyebut proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara tak akan membuat Indonesia terlihat istimewa di mata dunia.

Biro Pers Sekretariat Presiden/AGUS SUPARTO
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkemah di Ibu Kota Negara (IKN), Nusantara di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (14/3/2022). 

TRIBUNPALU.COM - Seorang jurnalis asal Inggris, Philip Bowring menyebut proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara tak akan membuat Indonesia terlihat istimewa di mata dunia.

Kritik itu disampaikan Bowring terhadap Presiden Joko Widodo yang menurutnya terlalu terlena dengan proyek IKN.

“Jokowi mungkin masih menikmati kesuksesan proyek ibu kota barunya, Nusantara. Tetapi itu tidak akan menghasilkan apa-apa, setidaknya selama satu dekade, untuk meningkatkan status Indonesia di dunia,” kata Bowring dalam artikelnya.

Bowring merasa kecewa dengan sikap Indonesia di tengah konflik Rusia dan Ukraina.

Tokoh pers internasional itu menyebut, Indonesia yang dipercaya memegang Presidensi G20 harusnya bersikap lebih kritis terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

Baca juga: Penampakan Rumah Rp 30 M Milik Indra Kenz yang Disita Polisi, Ornamen Mewah hingga ke Kamar Mandi

Pendiri dan editor Konsultan Asia Sentinel itu secara khusus mengkritik Presiden Joko Widodo yang menurutnya tidak bisa berbicara mewakili Indonesia di kancah internasional.

“Presiden Joko Widodo bercita-cita menjadi tokoh internasional mewakili negara besar dan juga demokratis, tetapi tampaknya tidak tahu bagaimana cara untuk mewujudkannya,” ujar Bowring dalam artikelnya.

Sebagai pemegang Presidensi G20, Bowring menyebut Indonesia harusnya lebih memperhatikan hal-hal yang dapat mengancam kerusakan ekonomi global.

Salah satunya invansi Rusia ke Ukraina yang menurut Bowring dampaknya kurang lebih sama seperti Pandemi Covid-19.

Di sisi lain, Bowring menyayangkan Indonesia yang hanya fokus pada hal-hal sepele seperti promosi pariwisata.

Sebagai contoh, Bowring mengingatkan Rusia memasok 40 persen gas alam, 27 persen impor minyak, dan 40 persen impor batu bara ke Uni Eropa.

Sementara Ukraina mengekspor sepertiga biji-bijian dunia.

Baca juga: Tokoh Pers Internasional Sentil Presiden Jokowi: Berhenti Sembunyi di Balik Omong Kosong

Oleh sebab itu, konflik kedua negara ini akan menciptakan gangguan pasokan yang bermuara pada bahaya ekonomi besar bagi dunia.

“Pembuat kebijakan Indonesia perlu memahami bahwa menjadi negara besar terkadang berarti harus membuat pilihan yang tidak nyaman dalam urusan internasional,” ujar Bowring.

Jurnalis berusia 79 tahun itu meminta Indonesia mengambil sikap jelas di tengah konflik Rusia dan Ukraina.

“Sudah waktunya bagi Indonesia hari ini untuk berhenti bersembunyi di balik omong kosong,”

“Saatnya Anda, Presiden Widodo, untuk melangkah,” tutup Bowring.

Sosok Philip Bowring

Philip Bowring adalah seorang jurnalis yang berbasis di Asia sejak tahun 1973.

Sejak 1992, ia menjadi kolumnis halaman opini untuk International Herald Tribune dan South China Morning Post.

Dikutip dari laman globisinsights.com Philip Bowring pernah berkontribusi pada publikasi lain, termasuk Wall Street Journal dan Asia Sentinel, sebuah situs web yang dia dirikan.

Selama bertahun-tahun sebelum tahun 1992, ia bekerja di Far Eastern Economic Review mingguan, yang terakhir sebagai editor.

Dia juga sebelumnya adalah koresponden Asia Tenggara dari Financial Times.

Sebelum pindah ke Asia, Mr. Bowring adalah seorang jurnalis untuk Investors Chronicle di London dan bekerja sebagai pekerja lepas di Afrika dan Australia. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved