Tempat Persembunyian Dibom Rusia, 9 WNI di Ukraina Lolos dari Maut Secara Dramatis

Begini kabar terbaru mengenai Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Ukraina.

Sergei SUPINSKY / AFP
Seorang tentara Ukraina memegang Next Generation Light Anti-tank Weapon (NLAW) yang digunakan untuk menghancurkan kapal pengangkut pribadi lapis baja (APC) Rusia di Irpin, utara Kyiv, pada 12 Maret 2022. Pasukan Rusia meningkatkan tekanan pada Kyiv pada 12 Maret 2022. Pinggiran barat laut ibu kota, termasuk Irpin dan Bucha, telah mengalami hari-hari pemboman berat sementara kendaraan lapis baja Rusia bergerak maju di tepi timur laut. 

Namun, masih ada 23 WNI yang memilih tinggal di Ukraina, rata-rata karena alasan keluarga.

Selain itu, 9 staf esensial KBRI juga memutuskan untuk berada di Lviv sampai saat ini.

Pabrik Dibom

Sementara itu, para WNI mengaku lega bisa keluar sebelum tempat persembunyian mereka dibom.

Satu dari sembilan WNI itu, Iskandar, mengungkapkan langsung rasa syukurnya dalam konferensi pers daring yang digelar Kementerian Luar Negeri.

"Kemarin kami pulang dapat kabar, pabrik kami sudah kena bom di belakang, yang sebelumnya tempat kami sembunyi itu sudah kena bom.

adi Alhamdulillah, terima kasih.

Mungkin sudah ditakdirkan kalau kita keluar, sehingga terhindar dari musibah itu," tutur Iskandar.

Saat ini, ia sudah berada di zona aman di Polandia.

Baca juga: Takut Perang, Tentara Rusia Malah Sengaja Tembak Kaki Sendiri Agar Dipulangkan Putin

Namun, untuk mencapai tempat aman itu, Iskandar dan kedelapan temannya harus melalui perjalanan panjang.

Iskandar bercerita, ia harus menempuh perjalanan nyaris sehari melalui jalur evakuasi dari Kyiv, menuju Lviv, kemudian menyeberang ke wilayah Polandia.

Ia lega karena tak lagi harus bersembunyi di Kota Chernihiv yang kini terus digempur Rusia.

Menurutnya, kondisi di kota itu memang sangat kacau.

Dalam empat hari terakhir ia di sana, akses listrik dan air sudah tidak ada.

Ia juga mengaku sangat frustrasi harus bertahan di sana dengan iringan suara bom yang menggelegar di sekitarnya.

"Selama di Chernihiv memang itu kita benar-benar frustrasi banget. 
Macam mana siang malam bom tidak berhenti-berhenti kan.

Kita merasa sudah dekat dengan maut lah," ucapnya sembari terisak.(*)

(Sumber: SerambiNews.com)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved