Pelaku yang Racuni Miliarder Rusia Diduga Salah Sasaran, Ahli Kimia Inggris Ungkap Kejanggalan
Hamish de Bretton-Gordon, mantan tentara Inggris yang ahli bidang senjata biologis, kimia, dan nuklir meyakini Abramovich adalah korban salah sasaran.
Namun, diberitakan bahwa Zelensky, yang telah bertemu dengan Abramovich, tidak ikut terpengaruh.
Nyawa pemilik Chelsea dan dua negosiator perdamaian lainnya dinilai tidak dalam bahaya.
Adapun keracunan itu disinyalir berasal dari senjata kimia tak dikenal.
Insiden itu kemungkinan akan menimbulkan pertanyaan keamanan yang serius tentang kelanjutan pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina.
Para ahli percaya serangan itu dimaksudkan untuk menakut-nakuti korbannya, alih-alih menyebabkan kerusakan yang mengancam jiwa.
Laporan yang tersebar luas sebelumnya telah mengabarkan bahwa pasukan Rusia berusaha untuk membunuh Zelensky.
Namun kali ini, belum jelas siapa target dari dugaan peracunan itu.
Diketahui, Abramovich sebelumnya telah memberikan catatan tulisan tangan dari Zelensky kepada Putin.
Ia secara luas diyakini bertindak sebagai perantara bagi kedua pemimpin tersebut.
Rusia secara luas dipersalahkan atas serangkaian peracunan di seluruh dunia, termasuk insiden Novichok di Salisbury, kematian kritikus Putin Alexander Litvinenko dan keracunan fatal yang dialami tokoh oposisi Alexei Navalny.
Kabar ini diperkuat dengan cuitan dari kelompok media investigasi Bellingcat.
Dikatakan bahwa insiden itu terjadi pada pertemuan pada malam tanggal 3-4 Maret.
"Abramovich, bersama dengan pengusaha Rusia lainnya, telah mengambil bagian dalam negosiasi bersama anggota parlemen Ukraina Rustem Umerov," cuit Bellingcat.
Situs itu mengatakan ketiga pria tersebut hanya mengonsumsi air putih dan cokelat.
Padahal pria lain yang makan dan minum hidangan yang sama tidak mengalami gejala keracunan.