Tiba di Papua! 400 Prajurit Tuah Sakti TNI Tak Gentar Hadapi KKB Papua, Ini Pesan Pangdam Kasuari

Tak gentar hadapi ancaman kelompok separatis di Papua, 400 prajurit Batalyon Raider Khusus 136/Tuah Sakti, tiba di Kota Sorong, Papua Barat.

Handover
MENUJU PAPUA - 400 Prajurit Yonif Raider Khusus 136 Tuah Sakti yang bernagkat ke Bumi Cenderawasih. 

TRIBUNPALU.COM - Tak gentar hadapi ancaman kelompok separatis di Papua, 400 prajurit Batalyon Raider Khusus 136/Tuah Sakti, tiba di Kota Sorong, Papua Barat, Kamis (31/3/2022).

Nantinya, 400 prajurit tersebut akan menjalankan misi memperkuat memperkuat kerja pengamanan teritorial di wilayah itu.

Tentu saja bukan misi mudah mengingat belakangan ini KKB Papua makin gencar melakukan penyerangan terhadap warga sipil maupun aparat.

Para prajurit nantinya disebar ke sejumlah daerah seperti Kabupaten Teluk Bintuni, Maybrat, Wondama, Manokwari Selatan, Kaimana, Tambrauw, dan Sorong Selatan.

Baca juga: KKB Papua Terguncang Salah Satu Bosnya Tewas, Kini Siapkan Rencana Balas Dendam: Kami Siap Bangkit!

Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Gabriel Lema mengatakan, konsekuensi dalam melaksanakan tugas di tanah Papua Barat atau tanah terberkati ini yaitu totalitas.

"Prajurit yang datang ke sini harus bekerja dilandasi dengan kejujuran, keikhlasan dan tulus serta setia," ujar Lema.

Sebab, totalitas tersebut telah diyakini bersama dengan keluarga besar Kodam XVIII/Kasuari dan masyarakat du Papua Barat.

"Kami telah menerima kedatangan 400 personel Satuan Tugas (Satgas) Yonif RK 136/Tuah Sakti Tahun 2022," tuturnya.

Baca juga: Panglima KKB Papua Balas Dendam, Tak Terima Sahabatnya Tewas Ditembak Aparat: Tidak Ada Kompromi!

Untuk itu, segala sesuatu yang telah dipertanggungjawabkan, baik itu pengetahuan, keterampilan ditambah dengan peralatan, harus betul-betul melekat.

"Nuansa tugas ini kalian harus betul-betul pahami lewat rantai Komando, begitu sampai di pos harus mengerti apa yang harus dilakukan," ucap pria asal NTT itu.

Kata dia, mulai dari sistem rantai Komando, harus tetap berjalan dan yakin dengan kemampuan yang telah dimiliki dan selalu ikuti perkembangan situasi.

Berkaitan dengan pelaksanaan selama melakukan tugas, ia menurunkan, sistem pengamanan tetap menjadi prioritas utama.

"Tugasmu kalian sebagai Satgas Yonif RK 136/TS hanya fokus melaksanakan pembinaan teritorial dan mengembangkan komunikasi sosial yang baik di masyarakat," jelasnya.

"Untuk itu saya minta kepada para prajurit agar serius, peduli dan mampu berinteraksi saat melaksanakan komunikasi sosial dengan masyarakat."

"Kalian harus bisa menyatukan diri dengan masyarakat di Papua Barat," pungkasnya.

Penyerangan Pos TNI Maybrat

Belum lama ini, Polda Papua Barat telah merilis sejumlah Daftar Pencarian Orang (DPO) yang diyakini menjadi dalang penembakan prajurit TNI di Maybrat.

Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol Adam Erwindi mengatakan, yang masuk dalam DPO sekitar 11 orang.

"Kami telah mengeluarkan 11 identitas DPO yang melakukan penembakan terhadap Prajurit TNI di Maybrat," ujar Adam, kepada sejumlah awak media, Kamis (24/2/2022).

DPO tersebut yakni, Arnoldus Janssen Kocu sebagai Komandan Lapangan.

Sementara, Militan KNPB Wamen yakni Manuel Aimau, Chusme Aitif, Sempat Fatem, Zakarias Kamat, Rendi Fatem, Hamelus Asem, Vinsen Frabuku, Thomas Asem dan Libertus Asem.

"Arnoldus Kocu dan beberapa nama yang menjadi DPO ini memiliki kaitan dengan peristiwa di Posramil Kisor," tuturnya.

Baca juga: Balas Kematian Sahabatnya, Undius Kogoya Pimpin Antek-antek KKB Papua Bakar SD dan SMP

Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom mengatakan, saat ini Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Wilayah IV KODAP Sorong Raya, telah mengeluarkan peringatan kepada Polda Papua Barat.

Peringatan tersebut berkaitan dengan sejumlah nama yang dirilis oleh Polda Papua Barat, sebagai DPO kasus Kosor dan penembakan prajurit Yon Zipur, di Kabupaten Maybrat.

"Pimpinan TPNPB Kodap IV Sorong Raya, telah mengeluarkan peringatan kepada Polda agar jangan sembarang keluarkan nama DPO," ujar Sambom, Jumat (18/3/2022).

Pasalnya, TPNPB KODAP IV Sorong Raya, dengan tegas menolak tindakan DPO yang dikeluarkan oleh Polda Papua Barat.

Sebab, nama-nama tersebut ada salah seorang anak dibawah umur.

Selain itu, ia juga menolak terkait klaim personil TPNPB KODAP IV Sorong Raya, menjadi militan KNPB. (*)

(Sumber: Tribun-Papua.com)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved