Mahasiswa Bantah Ingin Gulingkan Jokowi, Ternyata Alasan Unjuk Rasa Ingin Sosok Ini Dipecat
Unjuk rasa besar-besaran mahasiswa Makassar menolak penundaan Pemilu 2024 mulai digelar sejak, Kamis (7/4/2022) kemarin.
Kabag Ops Polrestabes Makassar, AKBP Darminto, mengatakan terpaksa membubarkan unjuk rasa lantaran salah satu dari massa hendak memukul mobil pengendara.
"Kami beri kesempatan mulai jam 4, bakar ban saya kasih, tutup jalan separuh saya kasih, tutup lagi jalan sebelah saya kasih, jadi dua jalur ditutup," kata AKBP Darminto.
"Karena tadi ada yang memaksa pecahkan kaca spion mobil maka terpaksa, saya harus dorong untuk bubar," sambungnya.
Darminto mengaku pembubaran unjuk rasa sudah sesuai prosedur.
"Kita sudah jelas, kita sudah sampaikan, persuasiflah, tidak ada (kekerasan) hanya didorong," jelas Darminto.
Jenderal lapangan unjuk rasa Aliansi Rakyat Miskin Kota, Sukirman S Doturu, mengatakan penundaan pemilu bakal berdampak pada polemik sosial yang meluas.
Belum lagi persoalan kelangkaan dan naiknya harga minyak goreng dan BBM yang belum dapat dituntaskan oleh rezim Joko Widodo.
"Isu yang kami angkat, yaitu menolak penundaan pemilu dan Jokowi tiga periode," kata Jenderal Sukirman, ditemui di sela aksi.
Menurutnya, penundaan pemilu rawan menimbulkan gejolak di kalangan masyarakat.
"Ini akan bergejolak di kalangan masyarakat, khususnya kalangan masyarakat bawah," ujar Sukirman.
Wacana Jokowi tiga periode, kata dia, dianggap sebagai pelanggaran konstitusi.
"Mengacu pada konstitusi, itu sangat jelas melanggar konstitusi. Maka dari itu kami menolak Jokowi tiga periode," jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga mendesak Ketua DPR RI, Puan Maharani agar segera mundur.
Sebab diduga, Puan Maharani sebagai Ketua DPR RI bakal melanggengkan penundaan pemilu.
"Sudah pasti DPR RI akan terlibat pada persoalan itu (wacana penundaan pemilu). Makanya kita menolak itu," jelasnya.