Demo HMI Palu

20 Menit Sebelum Buka Puasa, 7 Tuntutan 100 Demonstran HMI Palu Diterima Legislator DPRD Sulteng

Aspirasi berupa tujuh tuntatan dan penolakan itu disampaikan mahasiswa sekitar 20 menit sebelum beduk Magrib.

Editor: mahyuddin
TRIBUNPALU.COM/REGINA GOLDIE
Aksi demo Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Palu berlangsung di depan Kantor DPRD Sulteng, Rabu (13/4/2022) siang. 

PALU, TRIBUNPALU.COM - Aspirasi sekitar 100-an kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kota Palu, Rabu (13/4/2022) diterima dua legislator Sulawesi Tengah.

Aspirasi berupa tujuh tuntatan dan penolakan itu disampaikan mahasiswa sekitar 20 menit sebelum beduk Magrib tanda berbuka puasa Ramadan 1443 H.

Imsakiyah atau waktu berbuka Puasa di Kota Palu, di 11 Ramadan ini pukul 18.07 WITA.

Pantauan Tribun, sekitar 5 perwakilan demonstran diterima dua legislator Sulteng; Muhaimin Yunus Hadi (PAN) dan I Nyoman Slamet (PDIP) di ruang aspirasi.

"Tuntutan kami jelas, menolak usulan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Kami juga menuntut Menteri Perdagangan dipecat karena kami nilai gagal dalam menangani masalah pangan khususnya minyak goreng," ujar juru bicara perwakilan mahaiswa organisasi kader nasional ini.

Aksi massa Rabu (13/4/2022) ini bertepatan peringatan HUT ke-58 Provinsi Sulawesi Tengah.

Massa dan aparat sempat bersitegang.

Aparat polisi coba menertibkan aksi yang dinilai menganggu arus lalulintas.

Akses Jl Sam Ratulangi, Kelurahan Besusu Barat, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, ditutup sementara, Rabu (13/4/2022) sore.

Penutupan itu akibat dari aksi demo di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulteng oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Palu.

Pantauan TribunPalu.com, Pukul 15.00 Wita, jalan mulai ditutup dari persimpangan Jl S Parman-Jl Sam Ratulangi ke Jl Raden Saleh.

Ini ruas jalan protokol utama di ibu kota provinsi.

Saat menjelang buka puasa, jalan utama ini padat.

Aspirasi mahasiswa HMI Palu di DPRD ini, tak jauh berbeda dengan tuntutan massa dua hari sebelumnya, Senin (11/4/2022).

Kala itu, massa tergabung dalam Aliansi Mahasiswa se Kota Palu, juga menyampaikan aspirasi serentak mahasiswa Indonesia.

Kala itu, mahasiswa diterima langsung Ketua DPRD Sulteng Nilam Sari Lawira (Nasdem).

Pada kesempatan itu, Nilam menyatakan akan meneruskan aspirasi mahasiswa kepada pemerintah baik pusat maupun daerah. 

Sosok Nilam Sari 

Nilam termasuk politisi yang kerap menerima aspirasi warga dan massa.

Dia terpilih jadi ketua periode 2019-2024 sekaligus sejarah perempuan pertama yang menjabat Ketua DPRD Sulteng, Rabu (16/10/2019), tiga tahun lalu.

Sebelumnya, pimpinan DPRD selalu dipimpin laki-laki.

Dari 45 anggota DPRD Sulteng periode 2019-2024, 12 di antaranya perempuan.

Sebelum di Nasdem, Nilam adalah legislator dari PPP.

Wanita kelahiran Palu 28 Desember 1968 itu pernah menjabat Ketua Badan Musyawarah, Ketua Badan Anggaran, dan terakhir menjabat Ketua DPRD Sulteng.

Nilam adalah istri Ahmad M Ali; legislator DPR-RI sekaligus Wakil Ketua Umum DPP Partai Nasdem.

Hari Selasa (12/4/2022) lalu di sekretaris Nasdem di Kota Palu, Ahmad Ali mengumumkan penunjukan dirinya sebagai Ketua DPW Partai Nasdem Sulteng, mengantikan ketua sebelumnya, Atha Mahmud.

Atha menggantikan Aristan tahun 2019 lalu, menjelang pemilihan Wali Kota Palu.

Sebelumnya, Ketua DPW Nasdem Sulteng adalah Tahmidi Lasahido.
Nilam Sari Lawira mempimpin DPRD bersama tiga wakil ketua; Wakil Ketua I Mohammad Arus Abdul Karim (Partai Golkar), Wakil Ketua II Zulzalmida Djanggola (Partai Gerinda), dan Wakil Ketua III Muharram Nurdin (PDIP).

Nilam terpilih di DPRD Sulteng dari daerah pemilihan VI (Sigi dan Donggala).

Dengan raihan 19.858, Nilam meraih suara terbanyak di parlemen provinsi pada pemilu 2019 lalu;
Suara itu hanya kitar 8,1persen dari raihan suara suaminya, Ahmad M Ali yang bertarung untuk DPR-RI, 152.270 suara.

Ini melebihi setengah dari total suara Partai Nasdem di Sulteng, 271.513 suara.

Pemilu 2014, Nasdem meraup 171.289 suara di Sulawesi Tengah (12,02 persen.

Dan Ahmad Ali menyumbang 109.021 suara pribadi.

Kini Ahmad Ali sudah menegaskan tak akan bertarung untuk pemilu 2024 mendatang.

Namun dia mulai menjabat sejumlah posisi penting di organisasi sosial.

Jabatan Ketua Dewan Masjid (DMI) Sulawesi Tengah diemban per Maret 2022 lalu.

Sebelumnya dia mendorong Munas Korps Alumni Mahasiswa Islam (KAHMI) nasional digelar di Palu, tahun depan.

Di level pusat, Ahmad Ali juga menjadi elite organisasi kader nasionalis, Pemuda Pancasila di Jakarta.

Ini hanya beberapa pekan seteleh Ahmad Ali dicopot dari jabatan ketua Fraksi Nasdem di DPR-RI, namun tetap menjabat Wakil ketua Umum bidang pemenangan pemilu.

Spekulasi bermunculan menyusul masuknya nama Ahmad Ali memimpin Nasdem Sulteng.

Sebelumnya, nama Nilam disebut-sebut akan menjadi figur gubernur Sulteng.

Pasalnya, di Pilkada Gubernur 2019 lalu, Nilam didaulat menjadi Panglima Pemenangan pasangan Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura dan Ma’mun Amir.

Nilam sudah melalui banyak ujian politik dalam dua dekade terakhir.

Saat suaminya maju di Pilkada Morowali 2012 lalu, dia banyak membantu suami kampanye.

Kala itu, Ahmad M Ali berpasangan dengan Jakin Tumakaka.

Namun dikalahkan pasangan petahana, Anwar Hafid.

Nilam awalnya berjodoh dengan Ahmad Ali saat masih jadi karyawan Bank Danamon di Poso, akhir dekade 1990-an silam.

Nilam adalah putri birokrat pendidik, almarhum Ahmad Lawira, tokoh asal Poso.

Nilam menyelesaikan kuliah S1 di Fakultas Pertanian Universitas Tadulako Palu.

Kemudian lanjut S2 dan S3 bisang pertanian.

Lalu awal 2000-an Nilam beralih menjadi dosen di Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved