Eropa Gelagapan Dengar Ancaman Nuklir Putin, Sanksi Baru Siap Dijatuhkan
Eropa kini sedang mengkhawatirkan ancaman penggunaan senjata nuklir yang dilontarkan pihak Rusia.
TRIBUNPALU.COM - Eropa kini sedang mengkhawatirkan ancaman penggunaan senjata nuklir yang dilontarkan pihak Rusia.
Penggunaan senjata nuklir diyakini bisa memicu pecahnya perang dunia III.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa Barat tidak boleh meremehkan peningkatan risiko konflik nuklir di Ukraina.
Pada awal bulan April ini, Rusia mengatakan pihaknya berencana untuk menyebarkan rudal balistik antarbenua Sarmat yang baru diuji, mampu melakukan serangan nuklir terhadap Amerika Serikat, pada musim gugur mendatang.
Baca juga: PM Israel Ketar-ketir, Pemimpin Hamas Serukan Pertempuran Hebat di Gaza: Rakyat Harus Bersiap!
Dalam pidatonya, Vladimir Putin, secara tajam merujuk pada kekuatan nuklir Moskow dan memperingatkan bahwa setiap upaya untuk menghalangi jalan Rusia ‘akan membawa Anda ke arah itu, konsekuensi yang belum pernah Anda temui dalam sejarah Anda.’
Kelihatan gelagapan gara-gara ancaman nuklir Rusia, Uni Eropa ancam jatuhkan sanksi baru, tapi belum apa-apa mereka sudah ragukan sendiri.
Uni Eropa mengusulkan larangan impor minyak Rusia secara bertahap sebagai bagian dari babak baru sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Komisi Eropa yang menyusun sanksi, melansir Channel News Asia, saat ini sedang mempersiapkan sebuah teks yang akan diajukan ke 27 negara anggota pada Rabu (4/5/2022), menurut para diplomat.
Menurut beberapa diplomat, terbuka kemungkinan larangan impor minyak Rusia, setelah Jerman berbalik arah, dan tindakan itu akan merugikan ekonominya.
Sementara Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menyatakan bahwa Rusia mengintensifkan serangannya di Ukraina, membuat sanksi baru ‘sangat penting’.
Komisi Eropa akan mengusulkan larangan impor minyak Rusia selama enam sampai delapan bulan untuk memberikan waktu kepada negara-negara anggota melakukan diversifikasi pasokan mereka, sebuah sumber menyebutkan.
Larangan itu membutuhkan dukungan kuat dan masih bisa digagalkan, dengan Hongaria kemungkinan meningkatkan oposisi yang kuat karena bergantung pada minyak Rusia dan dekat dengan Kremlin.
Hanya saja, negara-negara lain khawatir larangan impor minyak Rusia akan menaikkan harga ketika harga bahan bakar minyak (BBM) sudah meningkat tajam karena perang.
Seorang pejabat tanpa mau disebutkan namanya, mengatakan kepada AFP, seperti dilansir Channel News Asia, “Kami harus memperhatikan reaksi pasar. Pasti ada solusi dan kami akan sampai di sana pada akhirnya, tetapi kami harus bertindak dengan sangat hati-hati.”
Inggris Balas Gertak Putin, Singgung Nuklir di Bawah Laut
Dalam pemberitaan sebelumnya, Rusia telah mengeluarkan ancaman baru pada Inggris atas berlanjutnya pasokan senjata ke Ukraina.