Haul Guru Tua 2022
Haul Guru Tua ke 54, Rektor UIN Datokarama Kenang saat Habib Idrus Berdakwah Naik Gerobak
Prof Sagaf mengaku gembira haul bisa kembali digelar usai dua tahun diadakan terbatas karena pandemi Covid-19.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat
TRIBUNPALU.COM, PALU - Semarak acara Haul Habib Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua ke 54 memberikan kesan bagi banyak pihak tak terkecuali Rektor UIN Datokarama Prof Sagaf S Pettalongi.
Sebagai Abnaul Khairaat, Prof Sagaf mengaku gembira haul bisa kembali digelar usai dua tahun diadakan terbatas karena pandemi Covid-19.
Prof Sagaf menjelaskan, Haul Guru Tua selalu diperingati Abnaul Khairaat setiap tahun pada bulan Syawal.
Haul Guru Tua menjadi ajang reuni bagi semua alumni Alkhairaat di seluruh penjuru tanah air bahkan dari luar negeri.
Baca juga: Pimpinan DPRD Kota Palu Bakal Hadiri Pembukaan Haul Guru Tua Besok
Sebab, kata Prof Sagaf, alumni Alkhairaat biasanya berdatangan secara serempak, baik diundang maupun tidak diundang seperti sebelum terjadinya wabah corona.
"Salah satu tujuan haul adalah untuk mendoakan almarhum di sisi Allah SWT. Haul juga diperingati untuk mengenang jasa-jasa Guru Tua untuk selanjutnya dijadikan motivasi dan inspirasi bagi seluruh abnaul khairaat dalam berkhidmat kepada agama, bangsa dan negara," ujarnya, Selasa (10/5/2022).
Prof Sagaf berharap haul tahun ini ini bisa membawa keberkahan kepada semua pihak dan membangkitkan semangat berkhidmat untuk agama, bangsa dan negara seperti yang telah dicontohkan Guru Tua pada masa hidupnya.
Baca juga: Tapak Tilas Haul Guru Tua, 12 Pemuda Desa Donggulu Parimo Jalan Kaki 150 Km ke Kota Palu
Menurutnya, keteladanan Guru Tua sudah sepatutnya menjadi contoh bagi para generasi setelahnya.
Prof Sagaf teringat perjalanan dakwah Guru Tua ke penjuru hingga pelosok pedesaan wilayah timur Indonesia.
Baginya, pengabdian tulus Guru Tua telah tertuang dalam titah emas khususnya di Sulawesi Tengah.
"Guru Tua bersafari hingga ke daerah pelosok menggunakan gerobak, perahu bahkan terkadang berjalan kaki. Murid-muridnya dibimbing dan dididik tanpa pamrih dengan menampung bahkan membiayai hidup murid-muridnya sehari-hari dari uang dan usaha pribadinya," tutur Prof Sagaf.(*)